Bila mencari lokasi wisata yang tenang dan juga belum terjamah, cobalah berkunjung ke Goa Rangko yang berada di Desa Rangko, Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bisa diakses dari Labuan Bajo dengan memakan waktu sekitar 1 (satu) jam perjalanan. Goa Rangko sering disebut juga dengan Goa Buaya, meskipun bernama Goa Buaya, namun nyatanya di goa ini tidak ada buayanya dan bisa dijadikan salah satu alternatif wisata anda setelah ataupun sebelum berkunjung ke Taman Nasional Komodo.
Goa Rangko sendiri ibarat kolam renang pribadi yang menawarkan sebuah keheningan untuk siapapun yang mampir guna merasakan kesegaran air yang terdapat di dalamnya. Air yang ada di dalam goa ini merupakan air asin. Air tersebut bersumber dari air laut, hal tersebut disebabkan karna ada rongga-rongga atau celah yang menghubungkan antara kolam di dalam goa dengan laut lepas.
Pada bagian atas Goa Rangko dipenuhi dengan ornamen-ornamen stalaktit yang sangat cantik dengan beragam bentuk yang tidak beraturan. Bagusnya lagi, di Goa Rangko tidak ditemui kelelawar seperti halnya di goa-goa pada umumnya, jadi suasana sunyi akan semakin terasa oleh para pengunjung yang datang ke Goa Rangko ini.
Bila ingin berkunjung ke Goa Rangko ini, ada baiknya untuk berangkat sepagi mungkin dari Labuan Bajo, dikarenakan waktu yang sangat tepat untuk menikmati keindahan alam dari lokasi ini yaitu pada pukul 12.00 sampai 14.00, di mana di waktu tersebut sinar matahari akan masuk ke lubang goa dan bisa membantu penerangan di dalam goa, sehingga warna biru kolam pribadi Goa Rangko bisa dilihat.
Untuk mencapainya, para pengunjung bisa menyewa perahu milik dari para nelayan di sekitar desa. Goa ini sekarang masih jarang sekali didatangi oleh para wisatawan, sebab masih belum adanya informasi tentang lokasi Goa Rangko ini, ditambah lagi dengan belum adanya kendaraan transportasi mendukung yang dikhususkan untuk berkunjung ke goa ini. Karena itu, untuk anda yang ingin sekali mencari ketenangan dan sekaligus juga bersantai di kolam alami yang dimiliki Goa Rangko, destinasi wisata ini bisa dimasukkan ke daftar tujuan liburan anda berikutnya.
Referensi:
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja