Tersebutlah pada jaman dahulu kala ada seorang tua mempu nyai menantu laki-laki. Sifat dan tabiat orang tua itu tamak dan kikir. Begitu pula menantunya tamak dan pandai membujuk.
Pada suatu hari orang tadi berkata kepada menantunya, agar berlomba mencari bunga bangkai sebanyak-banyaknya. Terjadilah perlombaan antara menantu dan mertua.
Katanya : ”Nak, mari berlomba mencari bunga bangkai !” Menantunya berkata pula : ”Mari, pak.”
Mertua tadi mengambil linggis, sedang menantunya malas. Ia pergi ke ladang menjaga tanaman bunga bangkai. Dengan tidak dipikir kembali pohon bunga bangkai terus saja digalinya. Tetapi oleh menantunya dilarang, sebab takut kalah. Katanya : ”Jangan digali, ini milikku !” Mertuanya menggali lagi. Menantunya berka ta lagi : ”Jangan, jangan digali !”
Setiap akan menggali dilarang oleh menantunya. Karena takut kalah, ia tak menghiraukan larangan menantunya. Melihat mertuanya banyak hasilnya, menantunya pulang dan ber kata kepada isterinya : ”Dik, coba kau katakan pada ayah, saya ingin minta air bunga bangkai.”
Isterinya berkata : ”Buat apa, mas ?” ”Sudahlah, minta. Kalau bisa, minta kulitnya lagi !” ”Mas, jangan ! Gatal !” "Tidak, kalau mandi air itu badan bisa gemuk.” ”Betul, mas ?” ”Ya !” Istrinya pergi ke ayahnya : "Pak, saya ingin minta air bunga bangkai itu dengan kulitnya.” ”Ah, buat apa ?” "Untuk mandi, karena kalau mandi air itu badan bisa gemuk.” ”Betulkah begitu ?” ”Ya pak, kata mas.”
Orang tuanya berkata lagi : ”Jangan, jangan kau minta air itu, akan kupakai mandi sendiri. Aku ingin gemuk.” Karena sifat tamak dan kikir, maka air itu disiramkan pada badan nya, sehingga seketika itu juga merasa gatal dan bengkak. Menantunya datang : ”Mengapa, pak ?” ”Tidak tahu, semuanya gatal. Badan menjadi bengkak.” Menantunya tertawa dan berkata : ”Oleh karena itulah jangan terlalu tamak dan kikir.
Sumber: https://play.google.com/books/reader?id=gJkACwAAQBAJ&pg=GBS.PA58
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang