Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Bengkulu Bengkulu
5_Cerita Tembo Puyang Simpang
- 20 Mei 2018
Cerita Tembo Puyang Simpang ~ Ada sebuah  cerita yang bernama Tembo Puyang Simpang. Puyang ini tinggal di dalam sebuah dusun yang bernama Dusun Simpang. Dusun ini adalah hulu dari pada air Seluma, yang terletak di pinggir daerah persawahan sehingga daerah ini terkenal karena menghasilkan padi yang banyak dan dapat dikatakan gudang beras di daerah itu.
 

Puyang ini diakui sebagai tetua dusun, karena beliau mempunyai kesaktian yang hebat sekali dan diakui oleh masyarakat setempat, tetapi beliau tidak sombong. Adapun kesaktian yang pertama beliau miliki ia bisa melompat sampai 50 meter tingginya, sehingga kapan orang mau melawannya boleh dikatakan sangat susah sekali, lagi pula beliau ahli pencak silat. Di dusun ini beliau mengajarkan pencak silat kepada penduduknya, sampai pengikutnya mencapai 500 orang. Pengikutnya berasal dari dalam dusun itu sendiri dan dari luar dusun juga ada. Pencak silat beliau ini tidak sama dengan silat yang dimilki orang lain, karena silatnya tidak begitu banyak langkanya. Dan kalau belajar silat kepadanya tidak akan memakan waktu yang lama.

Pada suatu hari Puyang Simpang ini merantau ke daerah Pasemah. Adapun tujuan beliau merantau ke sana tak lain dan tak bukan ingin mencari uang dengan jalan berjudi. Sesampainya disana Puyang Simpang terus mengadakan penyelidikan untuk mencari tempat orang bermain judi. Setelah beliau berjalan-jalan selama tiga hari, maka diketemukanlah tempat berjudi menyabung ayam. Dan Puyang Simpang langsung masuk kegelanggang perjudian itu. Setelah beliau masuk ke dalam gelanggang tersebut langsunglah dia membeli seekor ayam maksudnya ingin berjudi menyabung ayam pula. Setelah itu Puyang Simpang menghadap kepada imam gelanggang sebagai kebiasaan untuk berjudi, dan langsung beliau menyerahkan taruhan kepada imam gelangggang tersebut.

Pada permainannnya yang pertama, Puyang Simpang mulai melepaskan ayamnya untuk diadu, dan ayam lawannya itu langsung dilepas pula sehingga terjadilah perkelahian kedua ayam tersebut dan ayam itu mencari kelemahan masing-masing untuk menang. Dan tampaklah bertambah lama, bertambah lemah saja lawan ayam Puyang Simpang itu. Tidak lama setelah itu ayam lawan telah jatuh akibat kena jalu ayam Puyang Simpang dan langsung dinyatakan kalah tadi, bertambah emosi ia menantang lagi Puyang Simpang untuk bermain adu ayam, jawab Puyang Simpang. "Jadi asal masih mau."

Setelah pertarungan yang pertama selesai dilangsungkan pertarungan yang kedua. Sebelum dilangsungkan pertarungan ini, terlebih dahulu Puyang Simpang ingin minta sedikit waktu karena beliau ingin mohon terlebih dulu kepada dewa, lalu beliau bermohon sambil membakar kemenyan.

"Ut puyang, ut puyang, ut puyang.

"Ut puyang dari Selatan aku ini adalah anak cucu puyang, aku bermohon kepada puyang, agar aku bisa menang banyak dalam perjudian ini." Lalu puyang dari Selatan menjawab, "Engkau kami akui sebagai anak cucu kami dan engkau walaupun di mana saja pasti akan kami tolong, sekarang apa yang engkau pinta akan kami penuhi." Puyang Simpang berkata, "Saya ingin menang dalam judi ini." "Akan kami penuhi," kata Puyang dari Selatan. Setelah selesai Puyang Simpang bermohon, ia lalu bertaruh kembali.

Imam gelanggang langsung memegang taruhan mereka itu. Lalu kedua penyabung itu terus melepaskan ayamnya masing-masing dan kedua ayam itu langsung berkelahi dengan serunya masing-masing akan mengetahui tuanya. Setelah pertarungan itu berjalan kira-kira setengah jam lamanya, ayam lawan tidak bisa berdiri lagi dan imam gelanggang telah menyatakan bahwa Puyang Simpang telah menang kembali. Dan taruhannya telah diambil oleh Puyang Simpang.

Oleh karena orang lawan ini sudah tiga kali kalah dan taruhan sudah banyak habis dia selalu main terus dan berharap agar dia menang. Lalu ia berkata lagi kepada imam gelanggang bahwa ia ingin mengajak main lagi. Sedangkan Puyang Simpang pantang menolak tantangan lawan. Akhirnya diadakan taruhan yang ke empat.
 
 

Pertaruhan ini terjadi sewaktu malam hari. Imam gelangang sudah memulai mengatur perjudian itu, lalu di suruhnya melepaskan ayam masing-masing. Tapi nampaknya lawan pada taruhan tahap ke empat ini sudah agak cemas dan geram karena taruhannya sudah habis. Dan belum begitu lama pertarungan terjadi ayamnya sudah menunjukkan kelelahan, ternyata ayam orang lawan tertikam oleh taji ayam Puyang Simpang, akhirnya kekalahan tak dapat ditimbuni dan ayam lawan langsung mati. Melihat peristiwa itu lawan mulai panas dan marah-marah dia berkata, "Saya tidak senang kalau kita tidak berkelahi pula." Tetapi Puyang Simpang tetap diam saja dan imam gelanggang langsung memisahkan kedua orang ini. Tapi lama kelamaan kedua orang ini bertarung dan langsung berkelahi. Mula pertamanya orang lawan ini menendang Puyang Simpang, dan Puyang Simpang mengelakkan tendangan itu. Kemudian Puyang Simpang  langsung membaca ucap jami tinjunya, lalu dia tendanglah orang tersebut dan terpelanting jauh ke semak-semak hingga badannya babak belur.


Melihat adegan yang sangat seru ini maka orang Pasemah yang ada disekitar gelanggang terus membantu kawan yang babak belur tadi untuk membunuh Puyang Simpang, tapi semua dapat ditangkisnya. Oleh karena pertempuran ini sudah lama berlangsung maka pasukan orang Pasemah ini sudah banyak pula yang mati akibat tendangan Puyang Simpang ini. Setelah pertarungan ini berlangsung selama 2 hari dua malam maka datanglah orang Pasemah ini sebanyak 1.600 orang yang bermaksud untuk membunuh Puyang Simpang atau dikubur hidup-hidup.

Setelah mereka sampai ke dekat dengan Puyang Simpang, Puyang Simpang melepaskan ucap segaris tanah berarti siap saja yang melewatinya pasti akan mati. Dengan adanya itu maka banyak korban pihak lawan yang mati dan makin banyak saja yang datang ingin membantu membunuh Puyang Simpang. Lawan semakin lama semakin banyak. Dengan terlihatnya orang-orang yang bertambah lama bertambah banyak itu maka Puyang Simpang mendapat suatu petunjuk dari ke-punyangan Selatan, bahwa Puyang Simpang harus melompat ke atas pohon kelapa yang tinggi.

Maka Puyang Simpang langsung membaca ucap seleman terus menghilang, kiranya dia telah melompat ke pohon kelapa dan setelah beliau di atas pohon kelapa, pihak lawan ingin menebangnya. Lalu pohon kelapa itu ditebang dan jatuh bersama Puyang Simpang. Tapi pohon kelapa itu jatuhnya ke air dan setelah jatuh Puyang Simpang langsung menyelam ke dalam air terus berjalan di dalam air mengarah ke hilir, sehingga mereka susah mencari, mereka mencari kesana-kesini, namun tak ketemu juga.

Akhirnya Puyang Simpang selamat dan langsung pulang ke dusun Simpang lagi. Setelah sampai di Dusun Simpang dia bercerita dengan penduduk bahwa dia waktu di rantau sangat menderita sekali dan teruslah  diceritakannya sampai habis kisah perjalanannya. Setelah mendengar cerita demikian maka ulubalang berkata, "Kalau begitu kita harus membalas dan kita hancurkan lawan."

Lalu hulubalang dari Puyang Simpang mufakat mengundang 3 (tiga) puyang beserta para hulubalangnya. Ketika puyang itu setuju dan mereka akan turut serta. Maka pada suatu hari pasukan ke empat Puyang berangkat dibawah komandan Puyang Simpang untuk membalas dendam. Setelah berjalan selama dua hari dua malam maka sampailah di perbatasan daerah lawan, kemudian mereka ini mengirim utusan bahwa ada satu pasukan menunggu di sana ingin mengajak berperang, lalu pasukan lawan langsung datang. Setelah datang Puyang Simpang berkata, "Kami ingin membalas dendam sebelum daerah kamu ini menjadi daerah kekuasaan kami belum akan berhenti." Peperangan tak dapat dihindarkan lagi, perang dimulai disebuah bukit yang tinggi. Perang berlangsung dengan dahsyatnya, sama-sama kuat dan sama-sama hebat, sehingga terjadilah pertumpahan darah dan masing-masing pihak banyak yang gugur. Semua pekik tanda kesakitan terdengar disana-sini, orang banyak berjatuhan dari atas bukit, tetapi perang tetap berjalan terus.

Rupanya perlawanan musuh telah mengendor, sebab telah banyak prajurit yang gugur, sehingga pihak lawan patah semangatnya dan akhirnya menyerah kalah. Lalu pertempuran berhenti. Setelah perang selesai puyang-puyang dari Selatan berembuk dengan pihak lawan, Pihak lawan berkata;

"Tuan ingin apa kepada kami ini ?" Lalu Puyang Simpang menjawab;

"Kami ingin daerah perkebunan sebab kami ini banyak anak cucu untuk tempat tinggal kami sebagai tempat hidup di hari kelak." Lalu diberikanlah oleh pihak lawan sebagian tanah di daerah peperangan tersebut yang oleh Puyang Simpang namakan "TALANG SERAWI." Dan sampai sekarang daerah ini masih juga orang namakan demikian.
 
Sumber: http://alkisahrakyat.blogspot.co.id/2016/04/cerita-tembo-puyang-simpang.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline