Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Bengkulu Bengkulu
5_Cerita Raden Sangsat dan Sangsit
- 20 Mei 2018
Cerita Raden Sangsat dan Sangsit ~ Ada sebuah cerita bernama Sangsat dan Sangsit. Dia berdua itu adalah dua beradik, yang tua Sangsat dan yang muda Sangsit Dia berdua tinggal di daerah perladangan orang Merbau. Ayah dan ibu mereka meninggal semasa Sangsat berumur 6 tahun dan Sangsit berumur 4 tahun, sehingga kedua anak ini menjadi anak yatim piatu.
 

Kehidupan dia berdua begitu keras dan susah ditempuh. Dia berdua berladang dan untuk mengerjakan ladangnya ia telah berkali-kali membolak-balik tanah perbukitan itu untuk menghasilkan panen, namun tidak memadai, karena tumbuhan yang ditaman tergantung keadaan tanah dan datangnya curah hujan. Setelah lima bulan barulah dapat diambil hasilnya namun kurang memadai.

Pada suatu hari setelah menuai padi. Sangsat berkata kepada adiknya Sangsit; "Adikku Sangsit, tadi malam aku bermimpi akan diancam orang pertanda mimpi buruk. Aku harus meninggalkan daerah ini, tinggallah engkau di daerah ini dan pandai-pandailah hidup sendiri."

Dengan hati cemas dan sedih Sangsit memohon; "Kakakku sayang, sampai hatikah kakak meninggalkan aku pergi merantau seorang diri? Aku ingin mengikuti kakak kemana saja, ada sama-sama dimakan tiada sama-sama ditahan, mati sama-sama mati, hidup sama-sama hidup." Mendengar perkataan demikian, berlinanglah air mata Sangsat menatap wajah adiknya, apakah adiknya yang belum berdaya itu ditinggalkan pergi. Karena hatinya kuat juga hendak beranjak dari daerah gersang itu, ia berpikir juga untuk membawa serta adiknya merantau, biar hidup terlunta-lunta dan sengsara bersama-sama, dari pada bercerai berai. Kemudian mereka berdua mengadakan persiapan-persiapan semua harta benda dijualnya. Setelah selesai persiapan ini, mereka berdua teruslah berangkat. Masuk hutan keluar hutan, naik gunung turun lurah, turun lurah menyeberang sungai, akhirnya sampailah di sebuah gunung yang sangat tinggi mereka berdua sudah tidak berdaya berjalan lagi, maka adiknya Sangsit berkata; "Hai Kakak, kita berhenti dahulu, karena aku sudah agak letih." Lalu mereka langsung berhenti, dalam istirahat adiknya Sangsit tertidur tetapi Sangsat tak mau tidur malah memikirkan bekal apa yang dapat dijadikan makanan. Sambil bersandar di akar pohon kayu dan wajah tengadah kepucuk-pucuk pohon, terlihatlah seekor burung yang sedang berkicau di atas pohon. Teringatlah Sangsit dengan panah yang ada di dalam kantongnya dan berniat untuk menjadikan burung itu makanan yang halal. Kemudian dipanahnya burung itu tapi belum memenuhi sasaran dan dipanahnya lagi, juga tidak memenuhi sasaran yang sebenarnya. Pada panahan yang ketiga, burung itu kena dan langsung jatuh terus disembelihnya dan dikulitinya, setelah itu terus dipanggangnya. Belum begitu lama burung itu dipanggang ada keanehan yang terjadi, burung yang dipanggang itu masih bisa bergerak-gerak.

Diusapnya matanya, seakan tak percaya pada penglihatan matanya sendiri namun burung itu kelihatan juga bergerak-gerak. Diusahakan oleh Sangsat membakar daging burung itu lama-lama. Ketika hendak menyantapnya terdengar suara gaib bergema di anak genderang telinga  Sangsat; "Hei jika aku dimakan, makanlah. Siapa yang memakan kepala dan kaki serta tulang belulangku, maka dia alamatnya nanti akan menjadi seorang Raja. Tetapi siapa yang memakan daging serta isi perut dan perutku alamatnya nanti akan menjadi seorang yang hartawan dan bangsawan."

Setelah mendengar kata-kata itu, Sangsat yang sangat lapar berkenan untuk memakan panggang burung tersebut sampai ketulang-tulangnya beserta kaki burung tersebut. Tentulah ia akan menjadi raja yang kaya raya. Kemudian Sangsit memakan semua panggang burung itu, tapi masih belum tertutupi laparnya. Sangsat menatap wajah adiknya yang tertidur dan juga lapar. Tiba-tiba terketuk hatinya untuk meninggalkan sisa dari panggang burung itu. Sangsat memakan kepala dan tulang belulang burung itu. Selesai Sangsat makan, maka dia membangunankan adiknya Sangsit dan berkata; "Adikku Sangsit engkau mau makan, ia ada panggang burung sudah aku siapkan untukmu," lalu Sangsit makan panggang burung itu yang dimakan dagingnya serta perut dan isi perut tersebut. Setelah makan, adiknya Sangsit merasa haus lalu ia berkata; "Kak carikan aku air sebab aku ingin minum, aku haus."
 
Sangsat menengok ke kiri dan ke kanan ke arah dataran kalau-kalau ada telaga di dekat sana. Namun tiada kelihatan karena hutan melulu. Terus dia menaiki gunung yang tinggi, tiba di atas terlihatlah ada sebuah danau yang agak besar dan airnya sangat jernih sekali. Kemudian Sangsat pergi ke tempat itu, lalu dipetiknya sehelai daun untuk penadah air, supaya dapat dibawa untuk diminum oleh adiknya Sangsit. Sewaktu menguak belukar, muncullah di hadapan Sangsat seekor kuda putih bersih. Timbul keinginan Sangsat menangkap kuda itu. Sangat berusaha melompat ke punggung kuda itu tetapi ketika kuda itu ditungganginya, ia tidak bisa menguasai kuda tersendiri karena kuda itu berlari kencang sekali dan semakin jauh tak tentu arah. Sangsat dilarikan kuda itu berjam-jam, berhari-hari malah hampir 2 (dua) minggu. Akhirnya, Sangsat sampai di suatu kerajaan yang bernama kerajaan Bagdad.

Raja Bagdad beberapa minggu ini merasa gelisah, karena kuda kesayanganya menghilang. Semua balatentara sudah dikerahkan untuk mengikuti jejak kuda itu namun tidak berhasil. Sekarang kuda itu datang lagi bersama Sangsat ke tahta Kerajaan tersebut. Sesampainya di sana Sangsat ditanya oleh Raja; "Hai orang asing dari mana engkau dan mengapa kesini?" Lalu Sangsat pun menceritakan kisahnya dari mula sampai akhir hingga tiba di sini tapi ia tidak pernah menyinggung masalah adiknya. Raja yang semula mengira Sangsat yang mencari kuda itu tapi akhirnya Raja merasa berterima kasih kepada Sangsat yang telah menemukan kuda beliau yang telah lama hilang. Kemudian Raja menawarkan kepada Sangsat untuk menetap di rumah raja ini dan tentang adiknya rasanya sukar untuk dicari kembali di tengah hutan belantara. Lalu Sangsat langsung menetap di sini dan bekerja dengan rajin lagi pula jujur. Karena kerajinan dan kejujurannya sang raja mengangkatnya menjadi seorang Ulubalang raja. Dengan adanya Sangsat yang telah dinobatkan menjadi  seorang ulubalang, maka ia bertambah tekun saja dan kerjanya bersemangat sehingga diantara ulubalang yang lain dialah yang terpuji oleh raja.

Raja sangat sayang kepada dia, sehingga anaknya langsung ditunangkannya dengan Sangsat. Dan tak lama kemudian diadakan persiapan untuk pesta perkawinan. Setelah siap, maka upacara peresmian perkawinan itupun berlangsung antara anak Raja bernama Putri dengan Sangsat. Pesta  ini berlangsung selama tujuh hari 7 (tujuh) malam, semua adat dan tari-tarian berlangsung terus selama 7 (tujuh) hari 7 (tujuh) malam.

Setelah selesai, maka Sangsat telah menjadi menantu raja. Pada suatu hari Raja memanggil Sangsat untuk datang menghadap. Sangsat pun datang kemudian Raja bersabda; "Hei Sangsat, rasanya tiada yang dapat untuk menggantikanku selain engkau. Sekarang bersiap-siaplah engkau memangku jabatanku." Sangsat menerima jabatan itu, lalu dinobatkanlah Sangsat sebagai wakil Raja.

Setelah Sangsat memerintah selama 3 (tiga) tahun, tiba-tiba dengan tak disangka-sangka, datanglah pasukan dari Siam (daerah tanjung seru) yang bermaksud ingin menguasi Kerajaan Bagdad (daerah tematang bungin). Maka terjadilah pertempuran yang dahsyat sehingga hampir-hampir kerajaaan Bagdad kalah, dan pada waktu peperangan inilah Raja Bagdad tewas, tapi pasukannya masih dapat menang. Oleh karena Raja bagdad sudah tewas maka secara otomatis Sangsat diangkat menjadi Raja Bagdad. Maka mulailah Sangsat mengatur daerahnya dan melantik beberapa ulubalang lagi untuk memperkuat pertahanan. Sangsat terkenal dengan kegagahan dan kesaktiannya, sehingga Kerajaan Bagdad pada waktu itu sudah terkenal dimana-mana.

Terkisahlah Sangsit yang menanti-nantikan kakaknya Sangsat yang sedang mencari air tapi tak kunjung datang. Karena tidak mungkin rasanya yang ditunggu itu akan datang maka Sangsit meneruskan perjalanannya. Sekaranag ia sudah sampai di pesisir dekat lautan. Diamatinya gelombang ombak yang memecah dan burung camar yang terbang melayang. Di situ  sisi pantai terlihatlah oleh Sangsit sebuah kapal yang terdampar oleh gelombang. Sangsit mendekatinya kemudian oleh orang yang membawa kapal itu, Sangsit dimintakan bantuannya untuk menarik kapal itu, lalu Sangsit berkata; "Saya "Boleh saja," jawab mereka.

Semenjak Sangsit memakan daging burung yang diberi oleh kakaknya terasa ada mukjizatnya. Lalu Sangsit mencoba menarik kapal itu dengan bermohon kepada puyang-puyang serta membaca manteranya; "Kalau menurut kata akal kapal ini tidak akan tertarik, tapi kalau menurut kata adat kapal ini bisa ditarik." Dan ternyata Sangsit berhasil menarik kapal itu sampai ke tengah lautan. Kemudian Sangsit mengemudikan kapal itu, berbulan-bulan dia berlayar.

Sekarang Sangsit menjadi pelayar dan juga pedagang yang telah berlayar kemana-mana. Beberapa samudara telah diarunginya, beberapa penjuru angin telah diturtinya. Dari bandar pelabuhan negara lain ke bandar pelabuhan negara lain dia berlayar. Suatu ketika Sangsit membuang sauh kapalnya disalah satu bandar yang ramai di kerajaaan Bagdad, yang rajanya bernama Sangsat. Maksudnya, akan membeli barang dagangan disana. Setelah beberapa hari mangkal di dermaga pelabuhan Bagdad itu, tibalah saatnya Sangsit ingin bertolak dari pelabuhan. Pada waktu pemeriksaan surat menyurat ada larangan pembatalan keberangkatan karena beberapa barang tak diizinkan untuk dibawa. Nakhoda kapal harus berurusan dulu dengan raja.

Sangsit dengan dikawal oleh petugas pelabuhan menghadap raja. Sewaktu dihadapkan dengan raja, raja bertanya kepada Sangsit; "Hei Nakhoda, apakah tuan tidak mengetahui dengan peraturan negara kami?" "Tidak raja, karena saya baru sekali ini berlayar ke daerah raja ini." jawab Sangsit. "Hei Nkhoda, tuan berasal dari mana?" raja bertanya lagi. Sangsit mengawali penjelasannya dengan riwayat hidupnya, hingga terceritakanlah dan tersebut nama Sangsat. Belum selesai Sangsit menceritakan, sang Raja langsung memeluk Sangsit dan berkata;  "Engkau adikku, dan maafkan aku." Perjumpaan dua orang bersaudara itu mengharukan sekali karena sudah berpuluh-puluh tahun tidak pernah bertemu. Kini Sangsit termasuk orang hartawan, dan lama kelamaan menjadi pula seorang Raden di negeri Simbur (dekat daerah Bajur).
 
Sumber: http://alkisahrakyat.blogspot.co.id/2016/04/cerita-raden-sangsat-dan-sangsit.html

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline