Alkisah pada zaman dahulu transportasi laut dan sungai sering sekali di gunakan untuk hubungan suatu wilayah, dan juga perdagangan. Menggunakan kapal dan perahu layar untuk transportasi dan hubungan perdangan laut. Karena transportasi laut yang lebih mudah dan murah di gunakan, dan juga transportasi laut dapat lebih banyak membawa barang. Jadi tempat – tempat strategis di jalus laut pastinya menjadi kian ramai. Bukan hanya para pedagang yang suka menggunakan transportasi ini, Bajak laut juga. Pada suatu hari di kisakah kan ada para bajak laut dari negeri china yang terdiri dari tiga perahu layar , berlayar ke selat bangka . Kawanan perompak ini di pimpin seorang kapitan , Ketika melewati muara sungai musi Palembang, karena melihat sungai musi yang lebar dan tempat nya strategis. Sang kapitan mencoba mencari nama dan informasi sungai ini di peta, setelah di cari nya ternyata nama berserta informasi sungai tidak ada di dalam peta. Para perompak itu melihat banyak perahu layar dan kapal datang dari hulu dengan muatan hasil bumi, melihat hal tersebut mereka meyakini di hulu sungai pastilah wilayah dengan tanah yang subur, mereka pun bersepakat dan membentuk kelompok – kelompok untuk mejelajahi wilayah hulu . Ada kelompok mereka yang sampai di dataran rendah gunung dempo, daerah palembang. Di daerah sekitar sana mereka melihat tanah yang subur di daerah tersebut. Bermacam – macam hasil bumi seperti sayur mayur yg segar, begitu juga dengan cengkeh, buah – buahan, kayu manis, dan tanaman kopi di tanah yg luasnya menghutan dengan buah yang besar, dan tanaman hasil bumi lainnya. Melihat hal itu kolompok tersebut segera kembali melaporkannya ke Sang Kapitan. Kelompok yang lain menjelajah wilayah muara enim, sama hal nya kelompok ini juga terkagum – kagum dengan dengan tanaman rempah rempah yang subur, dan di lihatnya juga hasil bumi berupa batu bara yang muncul di permukaan tanah. Beberapa kelompok yang lain juga melihat hal yang sama. Akhirnya mereka semua kambali dan melaporkan hal tersebut kepada Sang Kapitan. Sang kapitan pun begitu tertarik dan memutuskan untuk tinggal beberapa lama di daerah Palembang Sumatera Selatan, tepatnya di sekitar sungai Musi. Dia memberi tanda melingkari daerah sumatera selatan di peta seraya berkata : “Daerah ini sekarang adalah milik kita, kerena daerah ini belum memiliki nama di peta sebaiknya kita berikan sebuah nama. Kita akan menamakan daerah ini Mu Ci ( Mu Ci dalam bahasa tua cina HAN artinya adalah ayam betina, menurut legenda di cina mu ci adalah nama bagi dewi ayam betina yang memberikan keberuntungan pada manusia )“ “ kenapa tuan memberi nya nama mu ci ?” tanya seorang dari kawanan perompak itu. “ Bukankah mu ci ( ayam betina ) adalah makhluk yeng memberikan keuntungan untuk manusia ? sekali bertelur belasan butir, telur dapat kita buat berbagai macam makanan, dan juga dapat di perjual belikan. Daerah ini sangat subur bahkan luar biasa suburnya, ada tambang batu bara, emas, hasil bumi berupa buah – buahan, rempah – rempah nya bermutu tinggi, dll. Maka daerah ini memang layak disebut mu ci, karena tanah nya begitu kaya raya memberikan banyak keberuntungan bagi manusia “ Semenjak saat itu sang kapitan menuliskan mu ci di peta nya untuk menamai wilayah sungai musi palembang, dari sang kapitan mulai tersebar keberadaan wilayah ini dan juga nama mu ci sesuai yg tertulis di peta nya. Lama – kelamaan daerah tersebut menjadi terkenal. Orang – orang yang melalui daerah tersebut, menyebut daerah itu sesuai dengan nama yang Sang Kapitan berikan Mu Ci. Tetapi karena dearah tersebut semakin ramai nama atau penyebutan berubah dari asli nya, dari mulut ke mulut selama bertahun – tahun daerah tersebut berubah nama menjadi Musi. seperti ini lah cerita asal mula nama sungai musi Palembang.
Sumber: http://cerita-rakyat.com/cerita-asal-mula-sungai-musi/
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...