|
|
|
|
4_Sasadu Tanggal 19 May 2018 oleh Sobat Budaya. |
Sasadu merupakan sebuah rumah sederhana dibentuk dari bahan kayu dan anyaman daun sagu. Sekilas mirip pendopo khas Jawa tetapi jelasnya ini adalah rumah adat peninggalan leluhur suku Sahu di Pulau Halmahera, Maluku Utara. Rumah adat ini menjadi tempat warganya berkumpul, bersantap, dan berbagi nilai-nilai leluhur dan kearifan lokal yang terus dipegang teguh melekat dalam kesehariannya. Rumah adat ini bermakna kestabilan dan kerendahan hati.
Pembangunan rumah adat ini tanpa menggunakan paku tetapi sepenuhnya berbahankan alam dan kearifan lokal. Tanpa paku logam, tali ijuk tak terputus. Bangunannya didominasi batang pohon sagu sebagai tiang dan kolom serta daun sagu sebagai pelapis atap. Pohon sagu sendiri mudah didapat di Halmahera dan menjadi makanan pokok. Selain itu, pohon sagu juga dilambangkan sebagai pohon kesejahteraan. Rumah adat ini memiliki enam pintu untuk jalan masuk dan keluar, meskipun setiap sisinya tidak berdinding. Dua pintu untuk jalan masuk keluar bagi perempuan, dua pintu bagi lelaki, dan dua pintu bagi para tamu. Rumah adat ini juga dilengkapi bendera besar (panji) dan bendera kecil (dayalo) serta sekelilingnya dihiasi kain putih berbentuk bukit-bukit kecil (paturo) yang melambangkan NKRI.
Sasadu memiliki dua ujung atap berukir kayu berbentuk haluan dan buritan perahu yang di tempatkan pada kedua ujungnya. Bubungan tersebut melambangkan perahu yang sedang berlayar. Suku Sahu sendiri merupakan salah suku yang suka berlayar dan berpetualang mengarungi samudera. Replika perahu layar juga ditempatkan di dalam rumah adat ini yang disebut kagunga tego-tego (perahu perang yang ada di darat).
Perhatikan juga pada bubungan atapnya yang menjulang tergantung dua buah bulatan yang dibungkus ijuk. Itu merupakan simbol dua kekuatan supranatural yang diyakini suku Sahu. Kekuatan dimaksud adalah satu yang membinasakan dan lainnya sebagai perlindungan.
Rumah adat sasadu mencerminkan watak suku Sahu yang terbuka dan ramah. Bangunan yang tanpa pintu adalah isyarat bahwa siapapun dapat masuk ke dalamnya baik itu masyarakat asli maupun suku pendatang akan diterima dengan tangan terbuka. Ini juga menyiratkan tidak ada paksaan dalam berkomunikasi antarsesama. Semuanya berlangsung secara alami dan sukarela. Sasadu bagi masyarakat suku sahu merupakan bentuk penghargaan bagi kaum wanita. Itu karena di dalam ruangannya tersedia dua buah meja, satu meja khusus untuk perempuan di bagian depan dan satu meja lagi bagi laki-laki di bagian belakang. Menempatkan meja perempuan di depan menyiratkan makna bahwa bagi suku Sahu wanita akan didahulukan dan laki-laki senantiasa melindunginya dari belakang.
Rumah adat sasadu memiliki banyak fungsi. Selain sebagai ruang pertemuan dan tempat menerima tamu, juga untuk merayakan pesta adat yang dapat berlangsung hingga tujuh hari tujuh malam. Pesta tersebut biasanya untuk merayakan perkawinan dan kelahiran. Di depan rumah adat inilah biasanya digelar acara makan bersama dengan memainkan tarian adat tradisional. Berkunjunglah ke Jailolo dan arahkan langkah Anda dengan semangat untuk bertemu suku Sahu yang ramah. Mereka akan bercerita tentang budaya dan keunikan rumah adat ini. Rumah sasadu yang ditinggali suku sahu dapat Anda jumpai di Desa Gamtala, Kecamatan Sahu, Kabupaten Halmahera Barat. Di sana berjejer rumah adat sasadu pada sebuah lapangan luas.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |