Dalam waktu terdekat ini umat budha di seluruh dunia akan merayakan hari raya waisak. Waisak di belahan negara memiliki istilah yang berbeda-beda, seperti di Thailand di kenal dengan visakha bucha, di Sri Langka dan Malaysia dikenal dengan vesak, di India dikenal dengan Budha Purnima, dan di Tibet dikenal dengan Saga Dawa (Fajri, 2023) waisak merupakan hari raya yang sakral bagi umat budha, di mana pada hari itu umat budha memperingati tiga peristiwa penting, yakni lahirnya sidhdharta gautama, pencapaian pangeran Siddharta sebagai penerangan agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodhgaya) dan meninggalnya gautama parinibana pada tahun 543 sm. Pada tanggal 4 Juni 2023, umat budha melaksanakan hari raya waisak yang ke 2567 BE (Bhuddhis Era). Perayaan waisak di pusatkan di pelataran candi borobudur dengan jumlah umat budha yang datang diprediksi mencapai kurang lebih 4.500 orang (Firmansyah, 2023). Seperti pada perayaan-perayaan keagamaan lainya, perayaan waisak menjadi perayaan yang...
Pengaruh Wali Songo dalam kegiatan masyarakat di Jawa memang cukup kental. Salah satunya adalah tradisi gamelan sekaten di Surakarta. Tak hanya saat Idul Adha, gamelan sekaten juga menjadi tradisi Idul Fitri dan Maulid Nabi Muhammad saw. Khusus saat perayaan Idul Adha, tabuhan musik gamelan akan mulai setelah shalat Idul Adha selesai. Acara ini terbuka untuk umum, jadi bisa banget kamu masukkan ke daftar kegiatan saat berlibur ke Surakarta. Biasanya, warga yang menyaksikan gamelan sekaten akan mengunyah kinang. Menurut warga setempat, kegiatan mengunyah kinang bertujuan agar mereka mendapat umur panjang dan bisa menyaksikan tradisi ini di tahun-tahun berikutnya. Referensi: https://www.traveloka.com/id-id/explore/activities/pl-tradisi-idul-adha-di-indonesia-unik-dan-penuh-makna/148790
Dalam dunia arsitektur, setiap bangunan memiliki cerita dan filosofi unik di balik desainnya. Salah satu contoh menarik adalah rumah joglo, sebuah bentuk rumah adat Jawa yang kaya akan sejarah dan makna. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang filosofi rumah joglo, menggali dari sejarah hingga karakteristik yang menggambarkan keunikan dari rumah tradisional yang indah ini. Sejarah dan Asal Usul Rumah Joglo Rumah joglo memiliki akar yang dalam dalam budaya Jawa, khususnya pada masa Kesultanan Mataram. Asal usulnya terkait erat dengan peninggalan arsitektur Kerajaan Mataram Islam pada abad ke-17. Bangunan ini awalnya digunakan sebagai tempat tinggal para bangsawan, raja, dan keluarga kerajaan. Namun, seiring berjalannya waktu, rumah joglo mulai digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat. Rumah joglo memiliki ciri khas atap tinggi yang melengkung dengan hiasan ukiran yang indah. Atap ini tidak hanya menjadi pelindung dari hujan dan panas, tetapi juga memiliki m...
Batik adalah salah satu kebudayaan warisan Indonesia yang berkembang dan turun menurun. Kata Batik sendiri berasal berasal dari Bahasa Jawa yaitu "amba" yang artinya tulis dan "nitik" yang berarti titik. Maksud dari gabuangan kedua kata tersebut adalah menulis denagn lilin. Batik memiliki banyak motif dan setiap motif terdapat filosofi dan arti yang berbeda beda di setiap motif batik. Total terdapat 30 jenis batik yang tercatat. Setiap jenis batik memiliki ciri khasnya tersendiri. Salah satunya motif batik adalah batik lurik. Batik Lurik dengan corak unik dan warna cerah tidak hanya menampilkan bakat luar biasa perajin Tanah Air, namun juga mewakili aspek budaya dan sosial masyarakat setempat. Batik Lurik yang berasal dari Jawa Tengah merupakan tekstil tradisional yang telah menjadi bagian dari budaya Indonesia selama berabad-abad. Batik ini memiliki filosofi yang mengandung harapan,nasihat, bahkan kekuatan spiritual. Nama "Lurik" ini mengacu pada garis...
Semarak Natal semakin meriah seiring akhir tahun menjelang. Berbagai persiapan Natal dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Pulau Jawa. Di antara berbagai acara adat, terdapat sebuah tradisi unik menyambut Natal yang telah diwariskan turun-temurun di wilayah ini, yakni Wayang Wahyu. Bagi masyarakat Jawa, wayang memang menjadi identitas budaya yang khas dan penuh amanat sehingga pesan-pesan edukasi seringkali diselipkan di dalamnya. Tetapi, berbeda dengan pertunjukan wayang pada umumnya yang menampilkan kisah Mahabarata atau Ramayana, Wayang Wahyu mengadaptasi kisah dari kitab suci kristiani atau yang awam disebut Alkitab. Wayang Wahyu pertama kali dicetuskan pada tahun 1960 oleh Bruder Timotheus L. Wignyosoebroto, FIC. Inspirasi beliau diambil dari pertunjukan Wayang Kulit Purwa yang ia tonton dua tahun sebelumnya. Sekitar tahun 1970-1980, popularitas Wayang Wahyu melejit pesat sehingga pertunjukannya sering dilakukan di berbagai paroki. Wayang Wahyu terbuat dari...
Budaya Begalan merupakan salah satu tradisi adat yang masih dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat di wilayah Banyumas, termasuk di Kabupaten Cilacap. Tradisi ini, yang pada awalnya dilakukan dalam prosesi pernikahan adat Jawa, memiliki sejarah panjang dan penuh makna simbolis. Begalan berperan penting sebagai media penyampaian nasihat dan wejangan kepada pasangan pengantin, sekaligus menjadi bagian dari pelestarian nilai-nilai budaya Jawa yang luhur. Dalam rangka pelestarian budaya ini, Kelompok 47 KKN UNS 2024 turut berkontribusi melalui program digitalisasi budaya di wilayah Kabupaten Cilacap. Salah satu program kerjanya adalah melakukan wawancara dengan pelaku budaya lokal dan mendokumentasikan tradisi Begalan, agar dapat dipahami dan diakses oleh masyarakat yang lebih luas. Wawancara yang dilakukan dengan Mas Sigit Aji Wijayanto, seorang pelaku utama Begalan, memberikan informasi penting mengenai sejarah, makna, dan proses pelaksanaan Begalan yang ada di daerah tersebut. S...
Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang berkembang di wilayah ini bukan hanya sekadar bentuk ekspresi artistik, tetapi juga menyimpan nilai-nilai filosofis yang mendalam. Sebagai bagian dari pelestarian budaya, Kelompok 47 KKN UNS 2024 wilayah Gumilir melakukan wawancara dan digitalisasi budaya lokal, termasuk seni tari yang dipraktikkan oleh Bu Ambar Sulistyowati, seorang pelaku seni tari di Cilacap. Sejarah dan Perkembangan Seni Tari di Cilacap Seni tari di Cilacap telah berkembang sejak lama dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat. Tarian seringkali ditampilkan dalam berbagai acara adat, seperti upacara pernikahan, penyambutan tamu penting, hingga perayaan tradisional seperti berkah laut. Beberapa jenis tari yang berkembang di wilayah ini mencerminkan perpaduan antara kebudayaan lokal dan pengaruh dari daerah sekitarnya. Tari Jalungmas, mis...
Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyarakat Jawa merupakan salah satu masyarakat yang hidup dan berkembang mulai zaman dahulu hingga sekarang yang secara turun temurun menggunakan bahasa Jawa dalam berbagai ragam dialeknya dan mendiami sebagian besar Pulau Jawa (Herusatoto, 1987: 10). Salah satu produk dari masyarakat Jawa yang masih dilestarikan sekarang adalah tradisi Sekaten. Tradisi Sekaten merupakan tradisi tahunan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Solo,Jawa Tengah selama tujuh hari. Ketika kembali mengulik sejarah, tradisi sekaten sebenarnya berhubungan erat dengan sejarah penyebaran agama Islam yang ada di Pulau Jawa. Walisongo adalah tokoh utama dibalik lahirnya tradisi sekaten, yang di mana Sekaten digunakan oleh Walisongo untuk menyebarkan agama islam di Pulau Jawa. Saat itu, Walisongo memproyeks...
Ginonjing adalah istilah yang digunakan untuk menamai emansipasi Kartini. Istilah tersebut diambil dari nama gending Ginonjing yang digemarinya dan adik-adiknya. Ginonjing berasal dari kata gonjing dalam bahasa Jawa yang berarti "goyah karena tidak seimbang". Ginonjing juga bisa berarti “digosipkan”. Ungkapan ini mengingatkan kepada gara-gara dalam pewayangan yang memakai ungkapan gonjang-ganjing . Menurut St. Sunardi, istilah itu dipilih Kartini sendiri untuk melukiskan pengalaman batinnya yang tidak menentu. Saat itu, dia sedang menghadapi zaman baru dan mencoba menjadi bagian di dalamnya.