ang Lezat. Dunia Kuliner khas Lombok semakin diperkaya dengan adanya sebuah makanan khas dan unik karena terdiri dari sayuran-sayuran yang masih mentah ataupun setengah matang, makanan ini disebut Ebatan. Ebatan memiliki rasa yang bervariasi antara lain pedas, manis, asam dan asin namun tetap khas dan lezat. Ebatan hampir sama seperti Ares, hanya didapat pada saat acara tertentu dan pada bulan puasa Ramadhan. Biasanya orang-orang kampung lebih memilih Ebatan dan Pelecing Kangkung sebagai menu untuk berbuka puasa. Selain murah, meriah penyajian dan proses pembuatan makanan ini bisa dibilang mudah. Jika Anda penasaran sekali dengan rasa masakan ebatan ini, Anda bisa mencoba membuat ebatan ini di rumah tanpa perlu menunggu bulan Ramadhan. Yuk, simak resep ebatan khas Lombok di bawah ini…!! bahan ebetan 250 gram nangka 200 ml santan dari ½ butir kelapa 5 tangkai kemangi, dipetiki 5 pasang hati ampela, direbus, dipotong-potong...
Tarek atau Goro-goro merupakan jajan khas Lombok. Pada umumnya, Kue Tarek banyak dijual saat bulan puasa. Namun, di beberapa toko oleh-oleh atau toko yang menjual kue kering, Kue Tarek ini bisa ditemukan meskipun tidak sedang dalam bulan puasa. Bahan utama untuk membuat Kue Tarek adalah tepung beras dan santan kelapa. Tepung beras di kukus kemudian diuleni dengan santan kelapa. Kemudian, agar teksturnya menjadi lebih renyah biasanya akan ditambahkan kapur sirih. Setelah itu adonan digoreng hingga mekar seperti berbentuk bunga. Sumber: -https://sasambotour.com/8-jajanan-khas-lombok/ -https://bacaterus.com/jajanan-khas-lombok/
Begasingan adalah sebuah permianan yang bertumpu pada satu titik poros yang seimbang saat di mainkan. Begasingan memiliki dua suku kata yaitu gang dan sing , yang artinya gang adalah lokasi sedangkan sing adalah suara ( source:interview masyarakat setempat ) . Permainan tradisional ini tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia, bedanya setiap daerah memiliki istilah dan bentuk yang berbeda beda, di Jawa Barat masyarakat setempat menyebutnya gangsing atau panggal, apiong sebutan lain gasing bagi masyarakat maluku, begasingan adalah sebutan bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat dan masih banyak penyebutan istilah pada permainan ini. Di Lombok, Nusa Tenggara Barat, permianan tradisional ini menjadi permainan wajib saat di bulan ramadhan, terutama saat menantikan waktu berbuka puasa. Biasanya begasingan dimainkan oleh semua kelompok umur dengan jumlah pemain lebih dari satu orang. Ukuran dan Bentuk Begasingan khas dari Lombok Nusa Tenggara Barat ini ber...
Lelejang adalah satu permainan tradisional yang terbuat dari dua batang bambu dengan ukuran tinggi 1 hingga 2 meter. Permainan ini masih bertahan sampai sekarang di Lombok, Nusa Tenggara Barat, terutama saat menjelang berbuka puasa. Meski di berbagai daerah di kenal dengan nama yang berbeda beda, seperti egrang di hampir seluruh pulau Jawa, tengkak tengkak di Sumatera Barat, dan masih banyak istilah yang disematkan pada permainan tradisional ini. Permainan legendaris ini sangat membutuhkan keseimbangan tumbuh dan kosentrasi, biasanya dimainkan secara lawan dua hingga empat orang. Siapa yang paling cepat sampai di garis finish tandanya dialah sebagai pemenangnya. Permianan Lelejang ini tidak membutuhkan tempat khusus, dapat dimainkan dimana saja, asalkan diatas tanah. Unsur budaya yang terkandung dalam permainan lelejang ini adalah, kerja keras, ketangguhan, dan sportivitas. (source dari liputan dan interview pribadi saat di NTB)
Masyarakat Bima memberikan label " Dou Woro " untuk arwah sanak keluarga yang telah meninggal dunia. Entah kapan istilah ini ada, tetapi Dou Woro terus hidup dalam memori kolektif masyarakat. Seiring dengan peningkatan pemahaman terhadap ajaran islam istilah atau label Dou Woro sudah mulai pudar, namun di beberapa desa dan tempat label ini masih saja ada. Pada masa lalu, membakar lampu dari biji jarak yang dikenal dengan" Ilo Peta " seperti ini sudah mentradisi di kalangan masyarakat Bima terutama tiga hari menjelang idul Fitri. Nenek saya menceritakan bahwa tujuh hari menjelang idul fitri para Dou Woro mendatangi dunia. Empat hari berkunjung ke Asi Mbojo dan tiga hari ke rumah para sanak keluarganya untuk bersilaturahmi. Oleh karena itulah, maka dinyalakanlah Ilo Peta untuk menyambut mereka. Tradisi Ka' a Ilo atau membakar lampu dari buah pohon Mantau dan biji jarak menjelang idul fitri ini adalah nostalgia masa silam bagi saya dan mungkin juga teman teman yang se zaman. Ka...
Saya baru pernah menikmati kuliner ini. Pangaha Kanggia, atau kue semut,demikian warga desa Padiolo kecamatan Palibelo menyebut penganan ini yang disajikan sebagai menu berbuka puasa dalam rangka safari ramadhan Pemerintah Kabupaten Bima pada Rabu, 7 Juni 2017. Rasanya manis dan lembut. Bahanya dari tepung beras yang dikukus kemudian dimasukan dalam adonan gula merah. Menu yang cocok untuk berbuka. Entah kenapa disebut pangaha Kanggia,padahal dari bentuknya tidak sama seperti Kanggia. Menurut warga penganan ini termasuk kue khas Bima. Ada juga yang menyebutnya Baneba. Tapi di desa Padolo penganan yang manis lembut ini lebih dikenal dengan naman Pangaha Kanggia. Penganan ini sangat cocok untuk berbuka puasa karena lembut dan manis. Berbuka puasa dengan yang lembut dan manis adalah anjuran Nabi Muhammad SAW dan juga petunjuk kesehatan karena lambung kita belum bias menerima makanan yang keras terutama pada awal-awal berbuka puasa.
Makanan dengan sensasi pedas yang mematikan khas Lombok, Nusa Tenggara Barat membuat setiap orang yang memakannya terlihat seperti menyiksa dirinya sendiri. Nasi Balap Puyung merupakan makanan yang sangat familiar bagi masyarakat Lombok. Makanan ini dijual dengan harga yang terjangkau dan disajikan dalam porsi yang cukup besar. Biasanya Nasi Balap Puyung ini berisi ayam suwir, tempe orak arik, sepotong ayam goreng, dan kacang panjang, serta siraman sambal yang teramat pedas. Jangankan memakan nasi dengan sambalnya, bahkan hanya nasi dan minyak sambal pun dapat membuat seseorang 'tobat' untuk melanjutkan suapan keduanya. Makanan ini dulunya hanya dijual di malam hari bertepatan dengan waktu nongkrong para anak muda, tetapi sekarang makanan ini menemani para penduduk di Lombok mulai dari siang hari hingga malam hari. Untuk para turis atau wisatawan yang datang pada saat bulan puasa, akan sulit untuk mendapatkan makanan di luar jam buka puasa, tetapi Nasi Balap...
Ini adalah cerita tentang Datu Maja Parua yang konon pernah memerintah di Sumbawa. Pemeritahannya adil dan bijaksana. Setiap hari Baginda bergaul dengan masyarakat untuk mengetahui keadaan masyarakat yang sebenarnya. Pada suatu hari Datu Maja Parua ingin mandi-mandi ke sungai. Ia mengumpulkan semua wasir dan para menterinya untuk menyiapakan segala sesuatunya untuk keperluan itu. Sungai yang dituju bernama sunagi Berang Tiu Baru.Hari itu pun tibalah dan bersama-sama dengan wasir dan para menteri Datu Maja Paruapun berangkatlah. Di semak-semak jalan yang menuju ke kali, tiba-tiba terdengar suara anak menangis. Datu Maja Parua memerintahkan pada Sangadiarong (salah seorang wasir menteri) untuk mencari anak yang menangis itu. Anak bayimitu diketemukan dan segera dibersihkan dan Datu Maja Parua ingin membawanya pulang. Mandi bersama-sama pun berakhirlah dan waktu untuk pulang pun tiba. Anak bayi itu dibawa pulang dan Datu Maja Parua menyruh Sanga diarong untk membawa bay...
Sumber :nstagram by @hana_kitchenn Bukanlah piranti yang dipakai untuk alas kepala saat tidur, melainkan salah satu jajanan khas Lombok yang biasanya disantap saat berbuka puasa. Bantal terbuat dari ketan yang dicampur dengan pisang dan dibentuk mirip dengan bantal tidur. Sayangnya, saat ini kue bantal mulai susah dijumpai karena mulai sedikit orang yang membuat sajian jajanan khas yang rasanya enak ini. Sumber :http://tempatwisataindonesia.id/makanan-khas-lombok/