Sedikit sekali informasi yang bisa dihimpun perihal gocefa. Ritual penting masyarakat pesisir Sulawesi Utara ini konon lahir 2.000 tahun yang lalu di kalangan masyarakat adat Bantik. Ketika Manado Ocean Festival (MOF) 2011 menghadirkan ritual ini pada 27 Mei 2011 lalu di Pantai Malalayang Manado, banyak orang yang baru pertama kali menyaksikan, bahkan mendengar pun belum pernah. Penjaga Samudra. Foto oleh: Kristupa Saragih “…torang batrima kaseh atas firman yang Dia so kase pa torang. Juga atas torang pe orang tua, torang pe tete deng nene moyang yang so kase lahir pa torang samua. Deng atas pante dan lao yang Tuhan so bekeng vor torang yang so jadi torang pe pohong hidop.” Gocefa diyakini sebagai ritual adat memanjatkan doa bagi kelangsungan hidup masyarakat pesisir yang bergantung pada laut. Tinggal di tepi laut, hidup dari laut, dan menyandarkan diri pada laut. Doa-doa dipanjatkan dalam bahasa Bantik, yang hampir punah. Bahasa Bantik diyakini seumur den...
Beberapa abad yang lalu, di sebuah desa yang bernama Kalangan, hidup seorang gadis cantik. Gadis itu bernama Putri Rubiah. Selain berwajah cantik, Putri Rubiah juga bertabiat baik dan taat menjalankan ibadat agama. Kecantikan dan kesalehan gadis Rubiah ini terdengar sampai ke tempat-tempat jauh dan menjadi bahan pembicaraan rakyat banyak. Banyak sudah pemuda yang datang untuk melamar Rubiah. Di antara mereka ada yang kaya raya, ada yang gagah perkasa, ada pula yang keturunan bangsawan. Akan tetapi, tidak ada seorang pun yang berkenan di hati Rubiah. Pada suatu hari datanglah seorang kiai bernama Alwi ke Desa Kalangan. Kyai Alwi berasal dari Sumatera Barat. Kedatangan Kyai Alwi ke Desa Kalangan adalah untuk menyebarkan agama, bukan untuk melamar Rubiah. Akan tetapi, setelah Alwi menyaksikan kecantikan dan kesalehan perilaku Rubiah, ia jatuh cinta. Ia ingin mengambil Rubiah sebagai istri. Ternyata cinta Alwi ini disambut baik oleh Rubiah. Kisah Putri Rubiah Pada suatu h...
Bahan-bahan 6 orang Sebungkus bunga pepaya yg biasa djual dpasar 1/2 papan tempe yg 4rb 1/2 ons teri 2 ruas lengkuas 1 lembar daun salam Bumbu halus 3 buah bawang merah 2 buah bawang putih 5 buah cabe kriting 7 buah cabai rawit sesuai selera Garam sesuai selera Penyedap rasa sesuai selera Gula jawa 1 biji Kemiri Langkah...
Bahan-bahan 500 gr Bunga Pepaya 2 papan Petai(kupas,potong jadi 2) 100 gr Teri asin 3 bh Asam Jawa(saya beli yang harga seribuan) Secukupnya Garam Secukupnya Gula Pasir Penyedap Rasa (optional) Secukupnya Air Secukupnya Minyak Goreng Bumbu Halus : 15 bh Cabai Rawit(boleh tambah/kurang) 7 bh Cabai Merah(boleh tambah/kurang) 7 siung Bawang Merah 5 siung Bawang Putih...
Bahan-bahan 2 bungkus plastik bunga pepaya 1/2 papan tempe 2 siung bawang putih 4 siung bawang merah 2 buah cabe rawit (sesuai selera) 2 buah cabe kriting (sesuai selera) 2 lembar daun salam, lengkuas (geprek) Asem jawa secukupnya Gula,garam,royco secukupnya Minyak goreng secukupnya Air Langkah Bersihkan bunga pepaya cuci tiriskan.rebus air sampai mendidih kemudian masukkan bunga pepaya...
Tersebutlah satu keluarga terdiri dari tiga orang yakni ayah, ibu dan seorang anak laki-laki. Mereka tinggal di suatu tempat terpencil jauh dari perkampungan. Preawakan anak tersebut begitu kecil dibandingkan dengan anak-anai lain seusianya, namun ia amat pintar. Oleh karena perawakannya yang kecil itu, maka ia diberi nama Andaliki. Pada suatu hari berkatalah si Anadaliki kepada ayahnya: ”Jika ayah mau mengabulkan permintaanku aku mau merantau mencari ilmu”. Ayah terkejut dan berkata:”Ayah tidak tega membatalkan cita-citamu nak karena inimenyangkut masa depanmu. Tentu dengan perawakanmu yang kecil ini tidak dapat diandalkan membantu ayah mengerjakan pekerjaan yang berat. Namun, dengan kondisi tubuhmu ini sanggupkah engkau menempuh perjalanan yang jauh?. Sekalipun ayah meluluskan permintaanmu, tetapi belum tentu ibumu membiarkanmu pergi. Pergilah nak, bertanya pada ibumu”. Maka pergilah Andaliki menemui ibunya yang sementara menambal baju. Andaliki menyamp...
Pada suatu hari ada dua ekor hewan yang bersahabat yaitu seekor kera yang dalam bahasa Tou-lour disebut Wolai dan seekor penyu yang disebut Wo’u . Kedua hewan yang sangat bersahabat ini sedang berjalan-jalan di tepi aliran sebuah sungai yang pada waktu itu sedang meluap. Tiba-tiba Wolai melihat ada sebatang pohon pisang yang hanyut terbawa arus di sungai itu. Lalu berkatalah Wolai yang suka makan pisang kepada Wo’u, “Hai sahabatku, Wo’u, lihatlah batang pohon pisang yang hanyut itu.”. “Ya, ada apa temanku Wolai?”, sahut Wo’u kepada Wolai. “Begini”, kata Wolai. “Kalau batang pisang itu kita tanam bersama-sama, maka dalam beberapa waktu batang pohon pisang itu akan bertumbuh dan berbuah, dan nanti kita dapat berpesta dengan buah pohon pisang itu. “Ya, kau betul Wolai.”, kata Wo’u kepada Wolai, “Tetapi saya tidak pandai berenang, sebaiknya kau saja yang berenang dan m...
Minahasa yang dahulu dikenal dengan Malesung adalah salah satu nama kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Di kabupaten ini hidup beragam jenis binatang langka dan khas Minahasa. Salah satu binatang khas Minahasa adalah burung moopoo. Konon, burung moopoo ini merupakan jelmaan seorang anak laki-laki. Mengapa anak laki-laki itu menjelma menjadi burung moopoo? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita rakyat Asal Usul Burung Moopoo berikut ini. Alkisah, di sebuah daerah di Minahasa, Sulawesi Utara, hiduplah seorang kakek bersama dengan cucu laki-lakinya yang bernama Nondo. Mereka tinggal di sebuah rumah kecil di tepi hutan lebat. Untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, sang Kakek pergi ke hutan mencari hasil hutan dan menjualnya ke pasar. Sementara Nondo hanya bisa membantu kakeknya memasak dan membersihkan rumah, karena kakinya pincang. Kedua orang tua Nondo meninggal dunia ketika ia masih kecil. Sejak itu, Nondo diasuh oleh kakeknya hingga dewasa. &nbs...
Pernah terjadi, Mohinu dan Angkele' pergi memancing dengan jala sebulan lamanya. dimulai dari bawah, di sungai Nonapan sampai ke sungai Ambang, tetap imereka tidak mendapatkan seekor ikan pun. Keitka mereka pulang dan melemparkan jalanya di sebuah pusaran air mereka melihat tidak ada ikan melainkan sehelai rambut panjang kira-kira lima jengkal. Mereka kembali ke arah timur dan bertanya kepada Papua "Rambut siapa ini?" Papua menjawab "Rambut putri raja yang termuda". Mohinu berkata kepada Papua "Tolong simpankan untuk saya di tengah-tengah rumput". Setelah Papua menyembunyikannya, matahari sangat kuning, ia mendengar kepakan sayap para putri yang turun dari langit untuk mandi. Saat itu mereka tiba di bumi dan melepaskan sanggul untuk mandi, dia tahu bahwa rambut yang disembunyikan adalah rambut dari putri yang termuda karena rambutnya lima jengkal panjangnya. Sementara mereka mandi, Mohinu yang sedang bersembunyi pun muncul dan segera mengambil saya...