budaya
95 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Masohi Ambon: Ambon sebagai Sentra Kepulauan Maluku
Alat Musik Alat Musik
Maluku

Keragaman Budaya yang dimiliki oleh Suku Bangsa di Indonesia banyak mengandung nilai budaya yang positif dan masih relevan pada masa kini, oleh sebab itu perlu diinformasikan dan disebarluaskan ke berbagai kalangan dalam rangka memperkokoh jati diri bangsa. lnformasi budaya yang akan disebarluaskan dimaksud adalah buklet berisi tentang "Masohi Ambon"yang merupakan salah satu sistem gotong royong masyarakat Ambon.   Sumber:  http://repositori.kemdikbud.go.id/10694/

avatar
Monica91
Gambar Entri
Kepulauan Banda dan Masyarakatnya
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Maluku

Wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kondisi alam berbeda antara satu bagian Wilayah dengan bagian wilayah yang lain. Sekitar 500-an kelompok etnik mendiami wilayah negara Indonesia ini. Masing-masing kelompok etnik tersebut memiliki latar budaya dan lingkungan permukiman yang berbeda-beda pula. Setiap kelompok etnik mengembangkan budayanya sesuai dengan pemahaman terhadap lingkungan masing-masing dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup dan mengembangkan kehidupannya.   Sumber:  http://repositori.kemdikbud.go.id/10644/

avatar
Monica91
Gambar Entri
ritual kolano uci sabea
Ritual Ritual
Maluku

Ritual kolano uci sabea adalah sebuah ritual wajib yang dilakukan oleh sultan dan masyarakat Ternate. Ritual kolano uci sabea yang bermakna turunnya sultan ke masjid untuk sholat dan berdoa. Ini adalah pesona religi yang menarik dan berbeda dengan kesultanan lainnya di Indonesia. karena dalam proses ini, sang sultan di tandu dan dikawal masyarakat adat Ternate dari kedaton menuju masjid sultan. Usai melaksanakan sholat teraweh, sultan akan kembali ke kedaton dengan ditandu seperti ketika keberangkatannya ke masjid. Di kedaton, sultan bersama permaisuri akan memanjatkan doa di ruangan khusus tepatnya diatas makam para leluhur. Usai berdoa, sultan dan permaisuri akan menerima rakyatnya untuk bertemu, bersalaman, bahkan mencium kaki sultan dan permaisuri sebagai tanda kesetiaan. Dalam satu tahun, ritual kolano suci sabea dilaksanakan empat kali. Malam qunut, malam lailatul qadar, serta pada hari raya idul fitri dan idul adha. sumber: https://www.asliindonesia.net/tradisi-dan-budaya-...

avatar
Widra
Gambar Entri
Masyarakat adat Negeri Ullath
Ritual Ritual
Maluku

Ullath, kadang dieja sebagai Oelat,[5] Ulat, atau Ulath,[6] adalah salah satu dari 10 negeri yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Saparua Timur, Maluku Tengah, Maluku, Indonesia.[7] Sebelumnya, negeri ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Saparua, hingga pada tahun 2015 Saparua Timur dimekarkan menjadi kecamatan sendiri berdasarkan Perda Maluku Tengah Nomor 11 Tahun 2015.[8] Berdasarkan data BPS, Ullath merupakan negeri pesisir dan secara pembangunan tergolong sebagai negeri swakarya.[9] Sebagai sebuah negeri, Ullath dipimpin oleh seorang raja yang menempati kedudukan bukan hanya sebagai kepala pemerintahan, melainkan pula sebagai kepala adat. Jabatan raja di Ullath dipangku oleh fam atau matarumah Nikijuluw selaku matarumah parentah.[10][11] Raja Ullath saat ini adalah Abraham William Nikijuluw. Etimologi Nama negeri yang sekarang mulai dipakai tatkala penduduk memilih turun gunung. Gubernur Arnold de Vlamingh van Oudshoorn yang menjabat selama periode 1650-1660 memerintahka...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Belan/Kora-Kora/Letai
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Maluku

Kabupaten Kepulauan Aru merupakan salah satu kabupaten terluar yang terdapat di provinsi Maluku. Kabupaten Kepulauan Aru memiliki banyak kekayaan budaya yang sangat terjaga keasliannya sampai sekarang. Budaya masyarakat Kepulauan Aru sangat identik dengan laut, dikarenakan laut menyediakan sumber daya alam yang sangat besar, dan laut merupakan penghubung antar satu desa dengan desa yang lain dan dengan Kabupaten. Transportasi laut sangatlah penting bagi masyarakat Kepulauan Aru pada umumnya. Salah satu transportasi yang dipakai adalah BELAN/KORA-KORA/LETAI. Belan/kora-kora/letai merupakan salah satu transportasi Adat yang dipergunakan oleh masyarakat Kepulauan Aru dari jaman leluhur sampai sekarang. Selain itu juga Belan/Kora-kora/Letai merupakan keterwakilan dari struktur adat Masyarakat Kepulauan Aru, dikarenakan belan merupakan keterwakilan setiap mata rumah/fam/marga yang ada di Kepulauan Aru. Satu mata Belan/Marga Besar biasanya ada beberapa mata Belan/marga-marga kecil dida...

avatar
Beni Meturan