Panglima Tumbang Anoi bagi masyarakat Dayak merupakan sosok teladan yang memiliki semangat perjuangan mempersatukan Suku-suku Dayak yang telah lama bertikai. Pada sekitar tahun 1894, Suku-suku Dayak yang menetap di wilayah Kalimantan terpecah-belah dan saling serang. Peristiwa tersebut membuat masyarakat mengalami kerugian dan menderita. Untuk mengakhiri konflik, tetua adat dari perwakilan Suku-suku Dayak bersatu dan membuat sebuah ikrar damai yang dikenal dengan Perjanjian Tumbang Anoi. Peristiwa Perjanjian Tumbang Anoi tersebut kemudian menginspirasi lahirnya sebuah tari kreasi yang bernama tari pangkalima tumbang anoi . “Ela buli manggetu hinting bunu panjang, isen mulang manetes rantai kamara ambu” . Secara singkat, tari kreasi pangkalima tumbang anoi ingin menyampaikan pesan perdamaian dan persatuan sehingga masyarakat terus maju dan sejahtera dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai tari kreasi, gerak tari pang...
Indonesia sejak lama dikenal sebagai negara yang mempunyai keanekaragaman suku dan budaya. Hal tersebut tercermin dari beragamnya pola hidup masyarakat Indonesia, yang direprentasikan dengan rumah adat, peraturan adat, senjata tradisional, hingga pakaian adat yang dikenakan. Suku Dayak Ngaju misalnya, suku bangsa yang mendiami wilayah Kalimantan Tengah ini mempunyai pakaian adat yang dikenal dengan nama Sangkurat. Sangkurat merupakan pakaian yang berbentuk rompi, terbuat dari kulit nyamu atau kulit daun lemba. Lemba atau yang dikenal dengan nama pohon pinang puyuh merupakan sejenis tanaman yang tumbuh secara berumpun. Tanaman ini biasa ditemukan di daerah lembab yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Daun lemba berbentuk bujur dan berwarna hijau, daun tanaman ini sangat keras dan kuat. Daun lemba yang biasa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan rompi adalah daun yang sudah berukuran panjang sekitar 50-60 cm dan lebar 15-17 cm. Daun Lemba mempunyai banyak serat di...
Juhu Bajei atau sayur paku berkuah adalah salah satu makanan tradisional masyarakat suku Dayak. Cara membuatnya sangat sederhana, sayuran paku yang telah dibersihkan dicampur bumbu-bumbu yang telah diulek halus lalu dimasukkan kedalam kuali dengan diberi air bisanya juga menggunakan santan dan diletakkan di atas api hingga mendidih. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=2451 Lokasi penjual: Rumah Tjilik Riwut, Resto & Gallery Jl. sudirman no.1, Palangkaraya, Indonesia Telepon: +62 536 3225430
Tawur dalam masyarakat Dayak Ngaju merupakan sebuah laku spiritual yang dilakukan oleh pemimpin adat dalam bentuk permohonan kepada sang pencipta. Dan karena permohonan atau doa ini dengan harapan dapat terkabulkan maka bahasa yang digunakan dalam ritual ini pun harus dengan menggunakan bahasa yang baku dan yang diyakini memiliki kekuatan tertentu. Maka dari itu bahasa yang digunakan adalah sebuah bahasa Dayak kuno yakni bahasa Sangen yang diyakini masyarakat setempat sebagai bahasa kesanghyangan (bahasa langit). Dengan bahasa yang baku dan memiliki kesakralan tertentu itulah maka diharapkan akan ada pemaknaan yang sama antara sang pemohon dan sang termohon yakni Tuhan selaku pengabul doa. Laku ritual tawur sendiri seperti makna etimologisnya yang berarti tabur atau menabur sesuatu maka pelaksanaannya pun tak jauh berbeda dengan makna etimologisnya yakni sebuah proses menabur sesuatu yang biasanya dengan media beras kuning yang dilakukan bers...
Raden Patah ( Jawa : ꦫꦢꦺꦤê§ê¦¦ê¦ ê¦ ) alias Jin Bun ( Hanzi : 鳿- , Pinyin : Jìn Wén ) bergelar Senapati Jimbun [1] atau Panembahan Jimbun [2] (lahir: Palembang , 1455 ; wafat: Demak , 1518 ) adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518. Menurut kronik Tiongkok dari Kuil Sam Po Kong Semarang , ia memiliki nama Tionghoa yaitu Jin Bun tanpa nama marga di depannya, karena hanya ibunya yang berdarah Tionghoa. Jin Bun artinya orang kuat. [3] Nama tersebut identik dengan nama Arabnya "Fatah (Patah)" yang berarti kemenangan. Pada masa pemerintahannya Masjid Demak didirikan, dan kemudian ia dimakamkan di sana. Me...
Tari Mandau Yang pertama adalah Tarian Mandau. Merupakan tari dari daerah Kalimantan Tengah, jenis tari yang lahir dari kultur budaya masyarakat Suku Dayak. Sebuah simbolisasi dari semangat juang masyarakat Suku Dayak dalam membela harkat dan martabatnya. Selain menggambarkan patriotisme warga Bumi Tambun Bungai untuk menjaga tanah kelahirannya, Tari Mandau ini juga merupakan simbolisasi keperkasaan pria dalam menghadapi segala macam – macam tantangan dalam aspek kehidupan. Pada pertunjukannya Tari Mandau diringi alunan suara kemerduan Gandang dan Garantung bertalu kencang. Harmonisasi perangkat alat musik tradisional tersebut memunculkan irama penuh semangat. Kesan semangat yang ada seolah mengajak mereka yang mendengar dan menyaksikan persembahan pejuang Suku Dayak yang siap terjun ke medan juang. Kelompok penari Tad Mandau seringkali dilengkapi dengan menggenggam Mandau pada tangan sebelah kanan, sedangkan di tangan kiri ada Talawang menangkis serangan...
Motif ukiran Kalimantan Tengah adalah merupakan salah satu seni pahat ukir yang melambangkan kekayaan budaya Kalimantan Tengah. Kearifan lokal masyarakat Dayak dalam membuat motif dan pola yang kaya seni tersebut memiliki ciri khas tersendiri dalam seni ukirannya. Biasanya ukiran tersebut dipahat atau digambarkan di Talawang atau semacam perisai yang berasal dari Kalimantan Tengah. Ukiran dalam talawang mempunyai nilai filosofi salah satunya sebagai simbol kewaspadaan dan antisipasi berbagai ancaman musuh saat berperang. Suku Dayak merupakan masyarakat nan hayati di kalimantan, motif ukirannya pun sering mengambil bentuk alam, yaitu tumbuhan, satwa, serta berbagai simbol kepercayaan mereka. Mulai dari arsitektur interior – eksterior bangunan rumah, hiasan di dinding-dinding perkantoran di tiang kantor, pajangan di dinding, peralatan rumah tangga, hingga perangkat kesenian mengambil pola atau motif alam. Motif ukiran biasanya dibuat berbentuk po...
Tarian ini merupakan tarian salah satu tarian kebesaran saat penobatan dan peringatan kenaikan tahta raja di Kasunanan Surakarta, jawa tengah. Namanya adalah Tari Bedhaya Ketawang . Apakah Tari Bedhaya Ketawang itu? Tari Bedhaya Ketawang adalah tarian kebesaran yang hanya di pertunjukan ketika penobatan serta peringatan kenaikan tahta raja di Kasunanan Surakarta. Tarian ini merupakan tarian sakral yang suci bagi masyarakat dan Kasunanan Surakarta. Nama Tari Bedhaya Ketawang diambil dari kata bedhaya yang berarti penari wanita di istana, dan ketawang yang berarti langit, yang identik sesuatu yang tinggi, kemuliaan dan keluhuran. Menurut sejarahnya, tarian ini berawal ketika Sultan Agung memerintah kesultanan Mataram tahun 1613 – 1645. Pada suatu saat Sultan Agung melakukan ritual semedi lalu beliau mendengar suara senandung dari arah langit, Sultan agung pun terke...
Dari berbagai kebudayaan dan adat istiadat yang hidup di indonesia, belum semua deskripsinya dapat dikumpulkan serta didokumentasikan baik dalam bentuk penerbitan buku maupun melalui media teknologi seperti film, slide, dan sebagainya. Dengan demikian, aneka ragam kebudayaan Indonesia kurang dikenal dan menyebar luas di kalangan masyarakat Indonesia sendiri maupun masyarakat asing. Untuk memperkaya informasi tentang khasanah kebudayaan Indonesia, dalam kesempatan ini hadir di tengah pembaca yang budiman tentang tulisan yang menggambarkan seluk beluk 'Upacara Kematian di Kalimantan Tengah". Perhatian utama dalam tulisan ini terpusat pada kekhususan upacara kematian yang diselenggarakan menurut adat istiadat dan kebudayaan Dayak yang ada di Kalimantan Tengah, dan khusμsnya upacara kematian pada suku Dayak Ngaju yakni 'Upacara Tiwah'. Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/7686/