Kembang Kantil mempunyai makna filosofis, "kanthi laku, tansah kumanthil" . Atau simbol pepeling bahwa untuk meraih "ngelmu iku kalakone kanthi laku. Lekase kalawan kas, tegese kas iku nyantosani." Maksudnya untuk meraih ilmu spiritual serta meraih kesuksesan lahir dan batin, setiap orang tidak cukup hanya dengan memohon-mohon doa. Kesadaran spiritual tak akan bisa dialami secara lahir dan batin tanpa adanya penghayatan akan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari (lakutama atau perilaku yang utama). Bunga kanthil berarti pula, adanya tali rasa, atau tansah kumanthil-kanthil, yang bermakna pula kasih sayang yang mendalam tiada terputus. Yakni curahan kasih sayang kepada seluruh makhluk, kepada kedua orang tuanya dan para leluhurnya. Sumber: http://kainusa.id/batik-kembang-kantil-1506a004
Motif nitik sebenarnya timbul karena adanya inspirasi dari kain tenun sutra dari India yang bernama patola, dan di jawa, khususnya Yogyakarta disebut dengan kain Cinde. Awalnya para pedagang dari Gujarat membawa kain tersebut ke Pantai Utara Jawa sehingga di Pekalongan dikenal dengan nama kain jlamprang. Seiring perkembangan waktu, motif nitik mengalami modifikasi dengan budaya setempat dan diberi nama sesuai dengan ragam hias yang digunakan. Kain batik ini sendiri merupakan motif nitik yang dikenal dengan bintangan, karena bentuknya yang menyerupai bintang. Sumber: http://kainusa.id/koleksi/batik-cap-ceplok-nitik-bintangan-1504a060
Motif ini ada yang menyebut sebagai pisang Bali, yang menggambarkan pisang Bali yang telah distilasi. Ada juga yang menyebut sebagai Pisan Bali yang berarti kembali lagi. Batik ini biasa diberikan seorang kekasih pada kekasihnya yang akan berpergian jauh dengan maksud agar sang kekasih kembali lagi. sumber: http://kainusa.id/koleksi/kain-batik/kain-batik-cap/batik-pisan-bali-1510a009
Kain batik bermotif slobok memegang peranan penting dalam daur hidup masyarakat Jawa. Motif Slobok biasa digunakan dalam upacara kematian. Konon slobok berarti longgar. Sehingga diharapkan orang yang telah meninggalkan dunia diberikan kelonggaran atau kelapangan dan kemudahan saat menghadap Sang Pencipta. Sumber: http://kainusa.id/koleksi/kain-batik/kain-batik-cap/batik-slobok-1510a002
Motif nitik sendiri sebenarnya timbul karena adanya inspirasi dari kain tenun sutra dari India yang bernama patola, dan di Jawa, khususnya Yogyakarta disebut dengan kain Cinde. Awalnya para pedagang dari Gujarat membawa kain tersebut ke Pantai Utara Jawa sehingga di Pekalongan dikenal dengan nama kain jlamprang . Sumber: http://kainusa.id/koleksi/kain-batik/kain-batik-cap/batik-cap-nitik-solo-1504c013
Motif ceplok adalah motif yang di dalamnya terdapat gambaran-gambaran pada bidang segi empat, lingkaran, dan segala variasinya. Karenanya motif ceplok termasuk dalam motif geometris. Ornamen di dalamnya menggambarkan sekar (bunga) yang sering terdapat dalam motif batik. Sumber: http://kainusa.id/koleksi/kain-batik/kain-batik-cap/batik-cap-ceplok-sekar-kontemporer-1607a018
Batik beragam hias Parang adalah termasuk motif garis miring yang secara geometris tertata dan beraturan. Kelompok Parang Rusak terdiri dari berbagai ukuran. Parang berarti perang melawan hawa nafsu jahat dan mempunyai makna agar manusia dapat mengendalikan hawa nafsunya sehingga dapat berperilaku luhur. Motif ini terdiri dari ornamen Lidah api dan Blumbungan (Mlinjon). Sumber: http://kainusa.id/koleksi/kain-batik/kain-batik-cap/batik-parang-kontemporer-1606a008
Motif beras tumpah dari Cirebon ini memiliki penamaan yang hampir serupa di beberapa daerah. Daerah Tegal menyebutnya dengan "beras mawur" , di Kebumen motif ini disebut sebagai "beras wutah" , sementara di Lasem disebut dengan "beras utah" . Motif beras tumpah tidak hanya menggambarkan masyarakat agraris tetapi juga melambangkan kemakmuran, kehidupan dan rezeki yang melimpah. Sumber: http://kainusa.id/koleksi/kain-batik/kain-batik-cap/batik-beras-tumpah-1604a006
Motif Pelangi merupakan ragam hias kontemporer yang mulai dikembangkan di daerah Laweyan, Solo. Motif Pelangi ini menggambarkan keindahan warna-warni yang ada pada pelangi. Sumber: http://kainusa.id/koleksi/kain-batik/kain-batik-cap/batik-pelangi-1510a033