Bahan-bahan ½ butir kelapa 1 kg tepung beras ½ kg gula pasir ½ sdt garam Cara penyajian Tepung dikepal-kepal, dikukus hingga matang Setelah masak, dihancurkan lagi dengan sendok hingga menyerupai tepung lagi Kelapa dikupas, diparut, sambil santannya diberi garam Tepung diuli sambil dituangi santan sedikit-sedikit hingga merupakan adonan yang mudah dibentuk Adonan digiling dengan botol hingga rata dan tipis. Lalu dibentuk persegi panjang. Ditengah diberi bantal pita 4 buah, jangan sampai ketepi. Dilipat dua lalu dipertemukan ujung-ujungnya Dicetak, digoreng, setelah warnanya kekuning-kuningan baru diangkat Gula diberus dengan air sedikit sampai merambut, dimasukkan jaja tadi dan setelah gula kering diangkat RM/Toko yang Menyediakan : Nasi Bali SUKRENI Nusa dua - campur ayam (tempat makan kuliner Halal enak murah Tanjung Benoa) Restoran...
Bahan-bahan: ½ kg tepung beras ½ btr kelapa ½ kg gula merah 1 lbr daun pandan ½ sdt garam Cara Membuat Tepung dikepal-kepal, dikukus hingga matang Dipisahkan satu sama lain dengan cara menekan dengan sendok hinga menjadi rapuh sebagai tepung mentah Tepung diberi garam, diuli sambil dituangi air sedikit hingga lemas dan kental seperti adonan pastel Kelapa dikupas, diparut, dicampur dengan gula, garam, dan daun pandan, dibuat jadi inti Adonan di atas dibuat sebesar kemiri, dilempengkan lalu diberi inti lantas dilipat, sedang pinggirannya dihias seperti pastel Dikukus hingga masak RM/Toko yang Menyediakan : Kerang Kiloan Pak Rudi Restoran Seafood Tempat makan sederhana yang menyajikan aneka macam kerang dan saus, membayar berdasarkan berat kerang. Alamat: Jl. Patiunus No.9, RT.2/RW.4, Gunung, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,...
Bahan-bahan: 1 kg beras ketan ½ sdt garam Cara Membuat Beras ketan direndam selama 1-3 jam Ditiriskan airnya kemudian dikukus sampai ½ matang Dikaru dengan larutan air garam, sehingga butir-butir ketan terpisah Dikukus dengan larutan air garam sehingga butir-butir ketan terpisah Dikukus hingga matang, dibentuk dengan jalan membeberkan sambil ditekan-tekan sedikit dengan ujung jari. Tebal dan bentuk sesuai selera, biasanya segitiga, bundar, atau segi empat. Alas tempat mencetak serta tekanannya terlebih dahulu dilumuri air panas dan minyak kelapa. Jika alasnya daun pisang, tidak perlu diberi air kelapa. Ketan yang akan dicetak jangan sampai menjadi dingin. Dijemur hingga kering, baru disimpan. Masakan ini tahan disimpan lama Jika hendak digoreng, panaskan terlebih dahulu minyaknya RM/Toko yang Menyediakan : Smarapura Traditional Resto Restoran Indonesia...
Bahan-bahan : pepaya muda yang sedang 1 bh. tetelan 1 ons kelapa 1/4 btr. minyak goreng secukupnya Bumbu-bumbu : bawang merah 4 bh. bawang putih 3 siung lombok merah 3 bh. terasi 1 sdt. garam 1 sdm. Cara membuatnya : Tetelan dibersihkan dan direbus. Kelapa diparut, dibuat santan. Bawang merah diiris tipis-tipis lalu digoreng sampai kuning. Semua bumbu dihaluskan, lalu ditumis sebentar. Pepaya dikupas, dipotong segi 4 kecil-kecil. Setelah tetelan cukup masak, ditambahkan santan. Ditunggu hingga mendidih lagi, baru dimasukkan pepaya berikut bumbu-bumbu yang telah ditumis. Dihidangkan dengan bawang goreng di atasnya. Sumber : Buku Mustika Rasa Sukarno hlm. 308
Sueg merupakan jajanan khas Panglipuran, Bangli yang berbahan utama Umbi, dikukus kemudian diberi taburan kelapa.Ubi yang selalu identik dengan makanan desa karena kerap ditemukan dan disajikan warga pedesaaan sudah tak asing. Biasanya disajikan dalam bentuk peneman kopi atau teh. Namun ada varietas lain yang jarang dikonsumsi oleh kebanyakan orang. Dari berbagai jenis varietas ubi, ada salah satu jenis ubi yang jarang dikonsumsi. Untuk bisa dikonsumsi sebagai kudapan, dibutuhkan keahlian khusus untuk mengolahnya, sehingga layak menjadi jajanan khas Bali. Sueg berasal dari nama tanaman, dimana ubinya bisa diolah menjadi kue khas Bali dan tidak kalah lezat dengan ubi jenis yang lumrah diolah sebagai panganan. Sueg tumbuh liar di kebun dan hanya bisa dipanen setahun sekali. Untuk mengetahui kapan bisa dipanen, pohon Sueg itu harus mati dulu dengan sendirinya. Baru bisa diambil umbinya. Setelah diambil dari dalam tanah, ubi lalu dibersihkan dan dipotong-potong sesuai selera. Selanj...
Subak adalah sebuah organisasi yang dimiliki oleh masyarakat petani di Bali yang khusus mengatur tentang manajemen atau sistem pengairan/irigasi sawah secara tradisional. Sistem subak telah menjadi salah satu kekhasan Provinsi Bali. Sistem pengairan yang berkembang dalam pengaruh nilai-nilai ajaran Hindu yang kuat ini menjadi sebentuk kearifan lokal yang membuat masyarakat petani dapat serasi dengan alam untuk memperoleh hasil panen yang optimal. Diperkirakan sistem subak telah dikenal masyarakat Bali sejak abad ke-11 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada temuan Prasasti Raja Purana Klungkung (994 Saka/1072 M) yang menyebutkan kata “kasuwakara”, yang diduga merupakan asal kata dari “suwak”, yang kemudian berkembang menjadi “subak”. Sumber sejarah lainnya adalah Lontar Markandeya Purana. Dalam naskah yang menceritakan asal muasal desa dan Pura Besakih ini terdapat cerita mengenai pertanian, irigasi, dan subak. Hal ini mengindikasikan eksis...
Pulau Bali dikenal orang di berbagai negara, di seluruh belahan dunia. Tetapi tahukah kamu dari mana asal namanya? Dahulu kala seorang petapa sakti yang arif bijaksana tinggal di Gunung Semeru di Pulau Jawa. Dengan kesaktiannya, ia bisa membuat tanaman yang ia tanam tumbuh dengan subur dan lebat. Sedangkan hewan yang ia pelihara menjadi tambun dan sehat, serta beranak-pinak dengan cepat. Karena kesaktian dan kearifannya ini, rakyat di Pulau Jawa menghormatinya. Sang Petapa Sakti bersahabat dengan seekor naga sakti yang tinggal di Gunung Mesehe, di sebuah pulau yang tidak jauh dari Pulau Jawa. Sang Naga terkenal karena kesaktian dan kehebatannya dalam berkesenian. Menari, bermain musik, mengukir kayu, dan membuat berbagai kerajinan tangan, mampu ia lakukan dengan sangat memesona dan tanpa cacat cela. Tidak ada orang atau naga lain yang mampu menandingi kesaktiannya. Selain sakti, di seluruh tubuh naga ini bertaburan berbagai permata berharga yang berwarna-warni. Cah...
Tuak jake banyak dibuat di Tenganan dan Bebandem. Dibuat dari sadapan air bunga pohon enau. Rasanya enak, bersifat netral, prosesnya dalam tubuh cepat, dan menimbulkan sering buang air kecil. Tuak jake sangat digemari orang-orang Karangasem. Proses membuat tuak jake sangat lama, bisa memakan waktu sampai 21 hari. Dimulai dari ngayunan, bunga jake diayun-ayun sampai satu jam. Kemudian dilanjutkan dengan proses notok, batang bunga jake dipukul-pukul berulang-ulang setiap hari selama satu jam dan berlangsung sampai dua minggu. Setelah dirasa cukup umur, maka dilanjutkan dengan nimpagang, mengiris batang bunga dan mengecek ada air atau tidak pada bunga jake itu. Kemudian dilanjutkan dengan nadah, batang bunga jake disadap dengan brengkong, wadah yang dibuat dari pelepah pohon pinang. Satu batang bunga jake bisa menghasilkan satu brengkong setiap kali menurunkan tuak yang dilakukan dua kali dalam sehari, yakni pagi dan sore. Tuak yang baru turun dari pohonnya aka...
Megibung merupakan istilah di bali untuk makan bersama dalam sebuah piring yang besar tanpa harus sungkan saling berbagi. Acara Megibung di Bali biasanya di lakukan setelah ada upacara-upacara besar seperti pernikahan, odalan dan upacara-upacara besar lainnya. Daerah di bali yang masih melanjutkan tradisi ini adalah daerah-daerah yang ada di karangasem bali. Mengapa demikian, itu karena konon pencetus pertama acara megibung adalah raja dari kerajaan karangasem yang saat ini menjadi kabupatenkarang asem. Seorang raja bernama I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem sekitar tahun 1614 Caka atau 1692 Masehi. Beliau pada saat itu masih melakukan sebuah exspedisi perluasan wilayah sampai ke kawasan lombok. Di dalam exspedisinya setelah usai berperang, beliau bersama pasukannya beristirahat untuk melepas lelah dan untuk beristirahat makan. Raja I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem kemudian memberikan titah untuk makan bersama dengan menggunakan piring (wadah) besa...