Rumah Adat Sulawesi Barat Provinsi Sulawesi Barat memiliki beberapa jenis rumah adat, diantaranya adalah rumah adat Mamuju dan rumah adat Mamasa. Kedua rumah adat tersebut diketahui memiliki arti atau makna tersendiri dalam setiap bentuk fisik atau ciri khas arsitekturnya. Rumah Adat Mamuju adalah kesatuan bangunan yang merupakan kesatuan nilai terpisahkan dengan bangunan lain. Bangunan-bangunan ini terdiri atas: 1 bangunan rumah utama (Salassa), 1 bangunan barada raja, 1 bangunan rumah pengawai, 1 bangunan pandai besi dan emas, 1 lumbung pangan, 1 bangunan kandang kuda dan rusa serta 2 tempat duduk penjaga. Bangunan ini berada di tengah kota Mamuju, ibukota Sulawesi Barat. Rumah adat Mamasa terdiri dari 4 tingkatan berdasarkan strata dalam masyarakat yang berbeda corak, ukuran dan bentuknya. Banua Sura untuk kalangan bangsawan (berukiran), Banua Bolong untuk kalangan hartawan dan pemberani (bercorak hitam), banua Rapa untuk kalangan masyarakat biasa (tanpa cat dan ukir...
Rumah adat mandar merupakan rumah adat yang berasal dari provinsi Sulawesi Barat. Rumah adat ini mempunyai arsitektur bangunan yang mirip dengan bangunan suku bugis dan suku toraja. Ciri khas rumah adat ini adalah memiliki teras yang luas dan mempunyai anak tangga yang jumlahnya ganjil. Selain itu sebagian besar struktur material bangunan berasal dari alam.
Rumah Boyang adalah rumah tradisonal dari Sulawesi Barat. Bahan bakunya berupa kayu dan identik dengan warna hitam serta seperti rumah panggung. 1. Struktur dan Arsitektur Rumah Boyang Seperti halnya kebanyakan rumah adat di provinsi lainnya di Indonesia, rumah Boyang ini juga merupakan rumah adat berstrukturkan rumah panggung yang tersusun dari material kayu-kayuan. Rumah adat Provinsi Sulawesi Barat ini ditopang oleh beberap tiang-tiang yang terbuat dari kayu balok berukuran besar setinggi 2 (dua) meter. Tiang-tiang tersebut akan menopang lantai sekaligus juga atapnya. Pada tiang rumah adat ini tidak ditancapkan ke tanah, melainkan hanya ditumpangkan disebuah batu datar guna mencegah kayu cepat melapuk. Mengingat struktur dari rumah adat ini berupa rumah panggung, maka rumah adat dari suku Mandar ini juga dilengkapi dengan 2 (dua) buah tangga, satu di bagian depan dan satunya lagi berada di bagian belakang rumah. Tangga-tangga tersebut mempunyai anak tangga y...
Usaha pelestarian dan pengembangan kebudayaan nasional tidak dapat dipisahkan dari upaya pendataan dan pengungkapan unsur-unsur kebudayaan pada suku-suku bangsa yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia karena merupakan sumber yang potensial bagi terwujudnya kebudayaan nasional. Arsitektur tradisional merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sebagai proses adaptasi manusia (dalam hal ini suku bangsa) terhadap lingkungan alam dan lingkungan sosial, serta sistem kepercayaan mereka. Sumber: Faisal, Faisal (2008) Arsitektur Mandar, Sulawesi Barat. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Jakarta. ISBN 9786028099134 http://repositori.kemdikbud.go.id/7464/