×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Pertunjukan budaya

Elemen Budaya

Seni Pertunjukan

Provinsi

Jawa Timur

Pertunjukan Layang Ambiya

Tanggal 10 Aug 2018 oleh Oskm2018_16218103_atikpereztia .

Blitar adalah salah satu daerah yang memiliki banyak seni pertunjukan yang unik dan menarik. Kalian pasti sudah sering mendengar istilah Grebeg Pancasila. Ya, Grebeg Pancasila merupakan salah satu pertunjukan tahunan di Blitar. Namun, kali ini saya tidak akan membahas tentang Grebeg Pancasila, melainkan Layang Ambiya. Alhamdulillah saya berkesempatan untuk mewawancara Bapak Nasrudin Abdul Haris, seorang perangkat desa Kemloko, Blitar sekaligus pemain Layang Ambiya, dan Bapak Sutrisno, seorang pemain Layang Ambiya senior.

Layang Ambiya berasal dari gabungan dua kata, Layang dan Ambiya. Layang diambil dari bahasa jawa yang berarti surat atau tulisan, sedangkan Ambiya berasal dari bahasa arab Ù†ÙÃ...½Ã˜Â¨Ã™Ã...½Ã˜Â£Ã™Ã...½ - ÙÃ... Ã™Ã...½Ã™â€ Ã™'بÙÃ...½Ã˜Â£Ã™Â - Ù†ÙÃ...½Ã˜Â¨Ã™'أً (naba a - yanbau - nab an) yang berarti 'sesuatu itu Tinggi' atau secara istilah berarti para nabi. Secara ringkasnya, Layang Ambiya adalah sebuah tulisan atau uraian yang menceritakan kisah-kisah atau sejarah para Nabi mulai dari Nabi Adam A.S. hingga Nabi Muhammad S.A.W. Kitab ini ditulis dengan huruf Arab pegon menggunakan bahasa kawi umum. Namun dalam perkembangannya, kitab Layang Ambiya ditulis dengan alfabet agar memudahkan pembacaan isi buku tersebut. Terdapat tiga bagian cerita dalam kitab Layang Ambiya. Bagian pertama mengisahkan kisah para nabi, bagian kedua berisi tentang cerita di tanah Jawa yang didalamnya terdapat manuskrip Babad Tanah Jawa, dan bagian ketiga berisi tentang tauhid atau sering dikenal dengan Bogo Bokat.

Pertunjukan Layang Ambiya berupa pembacaan kitab Layang Ambiya yang dilakukan sehabis Isya hingga tengah malam, tak jarang hingga fajar menyingsing. Pertunjukan ini dimainkan oleh 15 orang yang secara bergantian membacakan pupuh(bagian kitab) demi pupuh dalam Kitab Layang Ambiya. Pembacaan kitab yang berasal dari Mataram ini biasanya dibacakan ketika seseorang mendapat nikmat lahirnya seorang anak, yakni di hari kesatu hingga ketujuh kelahiran bayi, sebelum acara sepasaran bayi. Pembacaan kitab Layang Ambiya tidak diiringi dengan alat musik, tapi penyampaiannya dilagukan dengan menggunakan irama tembang-tembang macapat. Beberapa tembang macapat yang sering dipakai antara lain Asmaradhana, Dandanggula, Sinom, Mijil, Kinanthi, Megatruh, Durma, Pucung, Maskumambang, dan Guresa. Tembang macapat Guresa jarang digunakan karena irama lagunya agak sulit untuk diikuti.

Grup Layang Ambiya berada dibawah binaan Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (LESBUMI) NU Kabupaten Blitar dan pernah menjadi andalan LESBUMI NU Kabupaten Blitar dalam acara "NU Award" Jawa Timur tahun 2017. Grup Layang Ambiya yang awalnya hanya ada di desa Kemloko, saat ini sudah mulai menyebar ke Selopuro dan Talun berkat binaan LESBUMI NU Kabupaten Blitar. Bahkan, grup Layang Ambiya berkesempatan untuk tampil dalam HUT Kabupaten Blitar ke-679 di Pendopo Kabupaten Blitar pada 5 Agustus 2018. Salah satu agenda rutin untuk menjaga kelestarian pertunjukan Layang Ambiya adalah dengan mengadakan Festival Kitab Layang Ambiya. Meskipun festival ini masih tergolong baru, namun festival ini dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan kebudayaan lokal kepada khalayak umum, dan tentunya agar kebudayaan kita tetap terjaga.

OSKMITB2018

DISKUSI


TERBARU


Ogoh-Ogoh, Dari...

Oleh Dodik0707 | 28 Feb 2024.
tradisi

Ogoh-Ogoh, Dari Filosofi Hingga Eksistensinya Malang - Jelang Hari Raya Nyepi, warga Dusun Jengglong, Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Mal...

Na Nialhotan (D...

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Dali Nihorbo atau di Pulau Samosir disebut dengan Na Nialhotan. Dibuat dari susu kerbau yang dimasak dengan garam dan bahan pengental. Ada 3 pilihan...

Pulurpulur

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Pulurpulur Resep khas Simalungun yang bentuknya seperti bola dan disiram saus. Isinya terbuat dari cincang jantung pisang, daun bawang, bawang Batak,...

Itak Sipitu Bar...

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Menurut Narasumber kami, Ibu Hotni br. Simbolon pada acara MERAYAKAN GASTRONOMI INDONESIA di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, tanggal 03 Februari 2024,...

Dengke Na Nisor...

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Dari sumber yang kami dapat melalui Abang Sepwan Sinaga sebagai Pegiat Budaya Batak Toba, Dengke Na Nisorbuk memiliki citarasa yang dominan pedas. Du...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...