×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Bercocok Tanam

Provinsi

Banten

Ngahuma

Tanggal 16 Sep 2014 oleh Oase .

NGAHUMA_MATA PENCAHARIAN DAN SISTEM PERLADANGAN SUKU BADUY1.jpg

Sesuai filosofi masyarakat Baduy yang memandang alam adalah bagian dari kehidupan sehingga harus dijaga keberadaannya maka mata pencaharian masyarakat Baduy adalah berladang atau bercocok tanam di huma. Kegiatan berladang bagi masyarakat baduy sudah dilakukan sejak dulu secara turun temurun. Mata pencaharian masyarakat Baduy bersifat tertutup, hanya untuk kalangan masyarakat Baduy meskipun sekarang ada interaksi jual beli masyarakat Baduy.

Mata pencaharian masyarakat Baduy yang mayoritas berladang menurut Garna (1996a.1007:108) adalah wujud kepercayaan masyarakat Baduy terhadap padi sebagai perlambang Nyi Pohaci Sanghyang Asri yang harus ditanam sesuai ketentuan-ketentuan karuhun yaitu sebagaimana nenek moyang mereka menanam padi. Padi ditanam di lahan kering, huma yang berada di luar dan di dalam desa, kecuali tidak boleh ditanam di di hutan larangan yaitu hutan tua di wilayah Baduy dalam. Dengan penanama padi di ladang sekali musim tanam tiap tahun mata pencaharian orang Baduy merupakan salah satu bentuk subsisten yang tua usianya, mungkin sejak padi dikenal di Jawa Barat. Padi tak boleh dijual itu ketentuan seluruh masyarakat Baduy. tapi hasil hutan, buah-buahan dan tanaman di ladang yang lainnya boleh di jual untuk memperoleh uang agar bisa membeli benang katun, ikan asin, rokok dan tembakau.

Tradisi orang Baduy mengenal enam jenis huma yang memiliki fungsi yang berbeda beda. demikian letak kepemilikan dan pengerjaannya. Ke enam jenis huma tersebut adalah huma serang, ladang khusus untuk padai yang dianggap suci dan beradadi daerah baduy dalam. Huma puun ladang milik puun pemimpin Baduy, huma tangtu, ladang milik orang tangtu dari tiga kampung dalam (cibeo, cikeusik, dan cikertawana). Huma Tuladan, ladang bersama Baduy luar untuk keperluan desa. Huma panamping ladang panamping atau Baduy luar. Huma orang Baduy huma yang dimiliki atau dikerjakan oleh orang-orang luar Baduy yang diluar Kanekes. (Garna: 1996:63)

 Ada tujuh tahapan dalam proses mengerjakan huma yaitu nyacar menebas semak belukar dan pepohonan besar tidak ditebang, nukuh menumpukkan rantingranting dan dedaunan, ganggang mengeringkan ranting dan dedaunan oleh terik matahari. Ngaduruk membakar ranting dan dedaunan setelah nukuh, setelah itu ngasek menanam butiran padi oleh wanita hasil muuhan (membuat lubang) dengan aseuk oleh pria. Berhuma bagi masyarakat Baduy adalah bekerjasama pria dan wanita. Pada masa pertumbuhan padi tidak dibiarkan begitu saja, tetapi pada tiga bulan pertama diurus dengan baik melalui ngored, membersihkan rumput, dengan alat kored yang dilakukan berkali-kali. Setelah itu padi diubaran atau diobati, campuran debu dapur dengan ramuan umbi sebagai pencegah hama. Waktu tanam atau ngaseuk yang berlainan untuk berbagai jenis huma dan pemukimam Baduy merupakan salah satu cara untuk menghindari hama. (Garna: 1996:63). Dalam mengerjakan ladang sebelum miliknya sendiri, warga sekampung di kepuunan cibeo, cikeusik, dan cikartawana harus bergotong royong mengerjakan huma serang yang berlanjut warga di tiga kampung tersebut mengerjakan huma serang besar. Pelaksanaan dilakukan secara kerja bakti untuk kepentingan sosial. (Djoewisno 1986:46-47).

Seluruh masyarakat Baduy dibagi dalam dua paroh masyarakat yaitu paroh panamping dan tangtu yang tetap dalam satu kesatuan karena saling membutuhkan. Ikatan ini juga berlaku untuk ngahuma masyarakat Baduy terdapat lahan untuk setiap kampung tangtu. Selama mereka berhuma sering kali mereka berdiam diri di saung huma yang modelnya lebih kecil seperti rumah mereka di kampung.

 

Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1153/ngahuma

DISKUSI


TERBARU


ANALISIS FENOME...

Oleh Keishashanie | 21 Apr 2024.
Keagamaan

Agama Hindu Kaharingan yang muncul di kalangan suku Dayak sejak tahun 1980. Agama ini merupakan perpaduan antara agama Hindu dan kepercayaan lokal su...

Kue Pilin atau...

Oleh Upikgadangdirantau | 20 Apr 2024.
Kue Tradisional

Kue pilin atau disebut juga kue bapilin ini adalah kue kering khas Sumatera Barat.Seperti namanya kue tradisional ini berbentuk pilinan atau tamb...

Bika Panggang

Oleh Upikgadangdirantau | 20 Apr 2024.
kue tradisional

Bika Panggang atau bisa juga disebut Bika bakar merupakan salah satu kue tradisional daerah Sumatera Barat. Kue Bika ini sangat berbeda dengan Bika...

Ketipung ngroto

Oleh Levyy_pembanteng | 19 Apr 2024.
Alat musik/panjak bantengan

Ketipung Ngroto*** Adalah alat musik seperti kendang namun dimainkan oleh dua orang.Dalam satu set ketipung ngroto terdapat 2 ketipung lanang dan we...

Rek Ayo Rek

Oleh Annisatyas | 19 Apr 2024.
Seni

Lagu Rek Ayo Rek adalah salah satu lagu asli Surabaya. Lagu ini diciptakan dengan bahasa khas "Suroboyo-an" oleh Is Haryanto. Rek Ayo Rek j...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...