×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Ikat Kepala

Elemen Budaya

Pakaian Tradisional

Provinsi

DI Jogjakarta

Asal Daerah

DI Jogjakarta

Blangkon (Ikat Kepala Khas Indonesia)

Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM18_19818171_Rizky Pradyantama.

Blangkon adalah nama khas ikat sekaligus penutup kepala yang terbuat dari kain batik dari daerah Jawa Tengah (khususnya DI Jogjakarta). Di daerah lain, nama ikat kepala ini mempunyai sebutan masing-masing, contohnya di daerah Jawa Barat (suku Sunda) atau di daerah Banten, ikat kepala seperti ini banyak disebut sebagai "Udeg". Nama Blangkon sendiri lebih dikhususkan kepada bentuk ikat kepala yang menutupi semua bagian atas kepala, sedangkan yang berbentuk hanya sperti kain yang diikat di kepala (seperti bandana), biasa disebut dengan sebutan ikat kepala.

Dahulu, Blangkon ada sebagai aksesoris kepala untuk merapihkan rambut para pemudanya. Pasalnya, para pemuda dulu lebih umum memiliki rambut yang panjang, yang umumnya kurang tertata dengan rapih. Oleh karena itu, dengan bantuan ikat kepala ini, rambut para pemuda saat itu bisa terlihat lebih rapih. Blangkon juga dijadikan sebagai salah satu alat pembeda antara suatu suku dengan suku lainnya, pasalnya setiap suku memiliki ciri khas Blangkon masing-masing. 

Di pulau Jawa sendiri, Blangkon memiliki beberapa versi, diantaranya adalah Blangkon Jawa Tengah (Solo dan Semarang), Blangkon Jogja, Blangkon Jawa Barat (suku Sunda) dan Banten, atau Udeg. Yang membedakan versi Blangkon yang satu dengan yang lainnya adalah bentuk dari Blangkon itu sendiri. Untuk Blangkon Jogja, di bagian tengah belakang terdapat tonjolan kecil seperti tetesan air menonjol yang diapit oleh sisa kain yang saling membelakangi satu sama lain, sehingga terlihat seperti sayap yang mengapit bentuk seperti tetesan air tersebut, sedangkan Blangkon Jawa Tengah (Solo dan Semarang) bagian tengah belakang hanya berbentuk tetesan air yang pipih, tidak menonjol. Untuk daerah DKI Jakarta (suku Betawi) dan Jawa Barat (suku Sunda), ada dua model ikat kepala, ada yang seperti Blangkon yang ada di daerah Jawa Tengah (berbentuk seperti penutup kepala), dan juga yang hanya dalam bentuk kain yang diikat di kepala (tidak menutupi semua bagian atas kepala, seperti bandana). Untuk yang memiliki bentuk seperti Blangkon, dibagian belakang ada yang tidak memiliki bentuk seperti tetesan air maupun sisa kain yang saling membelakangi karena sisa kain tersebut dilipat ke dalam Blangkon sehingga ketika sudah digunakan sisa kain tersebut tidak terlihat lagi, sedangkan untuk yang berbentuk hanya seperti ikat kepala biasa, memiliki lebih banyak variasi. 

Konon katanya, bentuk seperti tetesan air yang ada pada bagian tengah belakang Blangkon Jogja tercipta dari penampilan pemuda zaman dulu yang suka menggukung rambutnya ke bagian bawah dalam Blangkon, sehingga terjadi tumpukan rambut yang terlihat seperti tetesan air.

Dari teks diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Blangkon adalah nama khas dari ikat sekaligus penutup bagian atas kepala lelaki yang terbuat dari bahan kain batik dan memiliki ciri khas untuk masing-masing daerah.

Pada masyarakat jawa jaman dahulu, memang ada satu cerita Legenda tentang Aji Soko. Dalam cerita ini, keberadaan iket kepala pun telah disebut, yaitu saat Aji Soko berhasil mengalahkan Dewata Cengkar, seorang raksasa penguasa tanah Jawa, hanya dengan menggelar sejenis sorban yang dapat menutup seluruh tanah Jawa. Padahal seperti kita ketahui , Aji Soko kemudian dikenal sebagai pencipta dan perumus permulaan tahun Jawa yang dimulai pada 1941 tahun yang lalu.

Ada sejumlah teori yang menyatakan bahwa pemakaian blangkon merupakan pengaruh dari, budaya Hindu dan Islam yang diserap oleh orang Jawa. Menurut para ahli, orang Islam yang masuk ke Jawa terdiri dari dua etnis yaitu keturuan cina dari Daratan Tiongkok dan para pedagang Gujarat. Para pedagang Gujarat ini adalah orang keturunan Arab, mereka selalu mengenakan sorban, yaitu kain panjang dan lebar yang diikatkan di kepala mereka. Sorban inilah yang meng-inspirasi orang jawa untuk memakai iket kepala seperti halnya orang keturunan arab tersebut.

Ada teori lain yang berasal dari para sesepuh yang mengatakan bahwa pada jaman dahulu, iket kepala tidaklah permanen seperti sorban yang senantiasa diikatkan pada kepala. Tetapi dengan adanya masa krisis ekonomi akibat perang, kain menjadi satu barang yang sulit didapat. Oleh sebab itu , para petinggi keraton meminta seniman untuk menciptakan ikat kepala yang menggunakan separoh dari biasanya untuk efisiensi Maka terciptalah bentuk penutup kepala yang permanen dengan kain yang lebih hemat yang disebut blangkon.

 

Narasumber       :

H. Adyatma, S.E. (Bapak)

 

Sumber Gambar :

https://1.bp.blogspot.com/-1bydcilHKzE/WMCCZlw40uI/AAAAAAAAAG4/apvINJSONlAyrQeHjRCJrWGXeuvUr3rGgCLcB/s1600/Blangkon%2BJogja.jpg

https://2.bp.blogspot.com/-d86ucMwhI8U/WB_n05DxcFI/AAAAAAAAOT4/plrZeMLp4qA7y4zHE2SrbeCO4KnYKf2uwCLcB/s1600/BSP%2B0110%2B%25281%2529.jpg

https://scontent-atl3-1.cdninstagram.com/vp/b854590187d38f876aa4ca3411f979f5/5BD25F4A/t51.2885-15/e35/29095719_2053109758238802_1037764789926887424_n.jpg

http://2.bp.blogspot.com/-D3HWuafeKqc/UPFYKdjsfzI/AAAAAAAAAIc/7Az5xme6YtM/s1600/42.jpg

https://ter-paling.blogspot.com/2012/04/asal-usul-dan-sejarah-blangkon.html

#OSKMITB2018

Blangkon Solo (tampak belakang)
Blangkon DKI Jakarta (suku Betawi)
Blangkon/Udeg Banten

DISKUSI


TERBARU


Ketipung ngroto

Oleh Levyy_pembanteng | 19 Apr 2024.
Alat musik/panjak bantengan

Ketipung Ngroto*** Adalah alat musik seperti kendang namun dimainkan oleh dua orang.Dalam satu set ketipung ngroto terdapat 2 ketipung lanang dan we...

Rek Ayo Rek

Oleh Annisatyas | 19 Apr 2024.
Seni

Lagu Rek Ayo Rek adalah salah satu lagu asli Surabaya. Lagu ini diciptakan dengan bahasa khas "Suroboyo-an" oleh Is Haryanto. Rek Ayo Rek j...

Simpa Odja

Oleh Andi Redo | 05 Apr 2024.
Ornamen

Simpa Odja adalah ornamen wajib dalam setiap upacara di Kerajaan Gowa Tallo. Ornamen ini terdiri dari dua perangkat yang disatukan yaitu "Simpa&...

Ogoh-Ogoh, Dari...

Oleh Dodik0707 | 28 Feb 2024.
tradisi

Ogoh-Ogoh, Dari Filosofi Hingga Eksistensinya Malang - Jelang Hari Raya Nyepi, warga Dusun Jengglong, Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Mal...

Na Nialhotan (D...

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Dali Nihorbo atau di Pulau Samosir disebut dengan Na Nialhotan. Dibuat dari susu kerbau yang dimasak dengan garam dan bahan pengental. Ada 3 pilihan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...