×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Tarian Tradisional

Provinsi

DI Jogjakarta

Asal Daerah

Kulon Progo

Tari Angguk

Tanggal 05 Mar 2014 oleh Muhammad Solahuddin. Revisi 2 oleh OSKM18_16518021_Raras Pradnya Pramudita pada 05 Mar 2014.

Tari Angguk adalah tarian tradisional khas Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tarian yang berbau mistis ini menceritakan tentang kisah Umarmoyo dan Wong Ageng Jayengprogo dalam serat Ambiyo. Tarian Angguk awalnya digunakan sebagai sarana penyebaran agama Islam. Namun seiring waktu berjalan, tarian ini kini digunakan masyarakat Jawa sebagai hiburan saat pernikahan, khitanan, dan lain sebagainya. Tarian ini dinamakan Tari Angguk karena menggerakan kepala ke atas lalu ke bawah secara berulang-ulang merupakan ciri khas dari tarian tersebut. Peran yang dibawakan dibagi menjadi dua macam yakni peran utama dan pengiring. Peran utama terdiri dari tokoh Umarmoyo, Sekar Mawar, Dewi Kuning-Kuning, dan lain sebagainya. Sedangkan penari lain bertindak sebagai pengiring. Tarian ini dipentaskan oleh kelompok sejumlah 15 orang, umumnya perempuan.

Lama tarian Angguk aslinya bisa mencapai lima sampai tujuh jam, namun untuk keperluan tertentu bisa dipotong menjadi dua sampai tiga jam.  Pertunjukkan ini dipimpin oleh dalang yang bertugas membaca sholawat. Dialog dari tari Angguk dibawakan dengan tembang oleh dalang menggunakan Bahasa Arab, Bahasa Jawa, dan Bahasa Indonesia. Pementasan tari Angguk Kulon Progo dibagi atas beberapa bagian. Bagian pertama dalang membacakan sholawat dan posisi semua penari masih duduk berhadapan. Kemudian penari berjajar menghadap penonton untuk memberikan penghormatan kepada penonton dengan posisi masih duduk. Para penari setelah itu menari bersama untuk memanggil roh. Roh akhirnya datang merasuki salah seorang penari. Keseluruhan dari pertunjukkan ini mengambil tema dari Serat Ambiya, dengan pokok cerita tentang masa kecil Umarmoyo dan Wong Agung Jayengrono.

Yang lebih unik lagi dari tarian ini adalah kostumnya. Kostum tari Angguk terinspirasi dari baju prajurit Belanda dengan baju yang berdominan hitam, pangkat pada bahu kanan kiri penari, slempang, dan topi pet warna hitam dengan hiasan bintang sebagai lambang religuisitas. Selain itu, penari selalu menggunakan kaos kaki panjang warna merah atau kuning, bercelana pendek, dan memakai kacamata hitam.

 

DISKUSI


TERBARU


Simpa Odja

Oleh Andi Redo | 05 Apr 2024.
Ornamen

Simpa Odja adalah ornamen wajib dalam setiap upacara di Kerajaan Gowa Tallo. Ornamen ini terdiri dari dua perangkat yang disatukan yaitu "Simpa&...

Ogoh-Ogoh, Dari...

Oleh Dodik0707 | 28 Feb 2024.
tradisi

Ogoh-Ogoh, Dari Filosofi Hingga Eksistensinya Malang - Jelang Hari Raya Nyepi, warga Dusun Jengglong, Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Mal...

Na Nialhotan (D...

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Dali Nihorbo atau di Pulau Samosir disebut dengan Na Nialhotan. Dibuat dari susu kerbau yang dimasak dengan garam dan bahan pengental. Ada 3 pilihan...

Pulurpulur

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Pulurpulur Resep khas Simalungun yang bentuknya seperti bola dan disiram saus. Isinya terbuat dari cincang jantung pisang, daun bawang, bawang Batak,...

Itak Sipitu Bar...

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Menurut Narasumber kami, Ibu Hotni br. Simbolon pada acara MERAYAKAN GASTRONOMI INDONESIA di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, tanggal 03 Februari 2024,...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...